Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Benang Kusut Dunia Kerja Indonesia dalam Perspektif Seorang Pekerja Gurem

9 Oktober 2024   22:05 Diperbarui: 11 Oktober 2024   08:12 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Pekerja las listrik. (Foto: KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

Sebagai pekerja kita harus memilih pemimpin yang memiliki komitmen dan keseriusan dalam pembinaan sumber daya manusia. Tentu saja tidak salah mengembangkan infrastruktur seperti jalan, jembatan, gedung, dan semisalnya.

Bisa dibilang salah itu kalau membangun gedung besar nan mewah yang memakan biaya sangat besar tanpa memperhatikan keprihatinan yang aktual di masyarakat. 

Misalnya di suatu negara, sebut saja Konoha, hidup seorang kepala keluarga yang sedang kebingungan mencari pekerjaan akibat batas umur dan kurangnya peluang. Nah, kira-kira apa perasaan dan pikiran kepala keluarga tersebut ketika melihat bangunan megah yang didirikan pemerintah Konoha dengan biaya besar tersebut?

Menurut saya, kepala keluarga tersebut akan nelangsa. Dalam pikirannya kemungkinan "uang sebanyak itu bisa memberi makan keluargaku" atau "uang sebanyak itu bisa membantu membayar uang masuk kuliah anakku". Mungkin saja begitu.

Kalau ditanya apa yang dibutuhkan pekerja muda atau berpengalaman sekarang ini, maka jawabannya adalah pemimpin negara dan wakil rakyat yang berani membuat undang-undang tenaga kerja yang pro kepada masyarakat.

Misalnya dengan tidak menambah beban para pekerja, dalam hal mewajibkan iuran yang dipotong dari gaji, kemudian diserahkan kepada pemerintah untuk hal yang tidak urgen. Ini sekadar contoh saja dalam pandangan saya.

Perusahaan butuh keahlian dari pekerja. Pekerja butuh gaji atau upah. Terdengar sederhana, tapi kenyataan menunjukkan tak segampang itu.

Baik, sebelum saya menuntaskan tulisan, saya ingin berbagi informasi dari artikel "Harga Bahan Pokok Rabu 9 Oktober 2024, Harga Ikan Kembung Naik" (money.kompas.com, 9/10/2024). Pada artikel tersebut diketahui bahwa harga ikan kembung Rp39.970. Di Papua pegunungan, harga sekilo ikan gembung adalah Rp100.000.

Harga bawang putih bonggol per kilo Rp40.670. Maluku Utara mengalami kenaikan tertinggi harga bawang putih bonggol, harganya Rp60.000 per kilo.

Harga gula konsumsi Rp18.200 per kilo. Sementara itu harga telur ayam ras Rp28.590 per kilo.

Maksud saya menampilkan harga-harga tersebut adalah bayangkan jika Anda memiliki keluarga yang harus diberi makan, sementara sampai pukul setengah sepuluh malam ini Anda belum bisa menghasilkan apa pun. Coba bayangkan, gratis kok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun