Andai saja ia bisa beli program televisi daerah atau mendapatkan panggung yang lebih besar, saya yakin mimpi Bruce bisa jadi kenyataan.
Topik dan solusi yang ditawarkan Bruce untuk saya pribadi, bahkan mungkin Anda, bukan hal baru. Apalagi perkara tenaga kerja yang berasal dari daerah asal. Namun bukan tidak mungkin bisa terealisasi jika Bruce terpilih. Sayangnya ia belum berhasil.
Bruce bukan orang berkantong tebal, tapi saya tahu persis dia adalah orang yang berpendidikan. Seorang sarjana.Â
Cara dan metode berpikirnya, menurut pandangan saya, pun teratur. Intinya dia bukan orang sembarangan. Tapi lagi-lagi sayang, kenyataan memang kadang-kadang tak selalu seperti yang kita inginkan.
Sementara itu, wajah orang-orang yang tidak saya kenal terpampang nyata di tepi jalanan Kota Pontianak.Â
Spanduk berbagai jenis ukuran tertancap di mana-mana. Gayanya pun macam-macam. Ada yang mengatupkan kedua tangan seperti lebaran idulfitri, ada pula yang berdiri dengan gagah sambil menampakkan senyum yang tampaknya penuh dengan janji.
Ketika Pileg 2019 berakhir dan para kampiun telah dilantik, dari situ saya tahu bahwa semakin besar ukuran spanduk, semakin besar pula kesempatan menang.Â
Semakin kecil spanduk, berarti jangan banyak berharap. Apalagi Bruce, dia hanya bisa mencetak kartu nama dengan bahan yang paling murah. Kejam, tapi begitulah adanya.
Maka menurut perspektif saya tentang Pileg 2024, keadaannya tak akan jauh berbeda. Tak akan ada hal baru soal pemilihan legislatif ini selain siapa yang paling tebal kantongnya.Â
Terus bagaimana kalau ada orang yang punya banyak uang tapi belum punya pengaruh? Jawaban saya adalah "pengaruh" itu bisa dibeli.