"Jual kue apa, Dik? Ada kue semprong?"
Dari kegelapan, si penjual kue menoleh ke arah Robin. Pengacara tersebut merasa heran kenapa orang di hadapannya mengenakan kacamata hitam di malam hari.
"Ada, Bang. Satu bungkus harganya lima ribu."
"Boleh. Saya borong kue semprongnya. Hanya kue semprong, ya."
Pemuda itu tampak meraba-raba barang dagangannya dengan Gerakan yang sangat hati-hati. Akhirnya Robin paham mengapa ia menggunakan kacamata hitam di malam yang kelam.
"Siapa nama kau?" tanya Robin.
"Skot Musim Panas, Bang."
Skot kemudian menyerahkan beberapa bungkus kue semprong dalam satu kantong plastik hitam besar kepada Robin.
"Nama yang unik. Jarang orang sini yang punya nama seperti itu," ujar Robin. Ia membayar sejumlah uang kepada Skot. "Ambil saja kembaliannya."
"Terima kasih. Memangnya nama Abang siapa?"
"Namaku?" Robin tampak ragu menyebutkan namanya. "Tapi kau harus berjanji jangan tertawa."