"Mak, tak capek setiap hari begini?" tanya Robin, nafasnya naik-turun. Kehidupan kantor membuatnya tak sekuat dulu.
"Kalau saya lelah. Siapa yang akan memberi kau makan?"
Robin menoleh ke belakang. "Sekarang saya bisa cari makan sendiri, Mak. Saya pengacara sekarang, Mak! Anakmu ini sudah punya duit!"
Mak tertawa. Robin langsung manyun.
Sampai di tempat dagangan, Robin langsung membereskan segalanya. Mak hanya perlu mempersiapkan dirinya untuk memasak saja. Anak beranak itu sudah siap berjualan nasi dan mi tiaw goreng yang lezat.
Sekitar seratus meter dari gerobak. Robin melihat seorang remaja yang kira-kira berumur sembilan belas tahun duduk di permukaan trotoar. Di sampingnya terdapat keranjang berwarna merah berisi kue-kue.
"Mak, saya lapar," ujar Robin.
"Mau nasi goreng?" Mak langsung berdiri bersiap memasak.
"Tidak. Saya mau makan kue saja di sana. Saya sudah tiap hari makan masakan-nya mak."
"Apa kau bilang?" Emak mengayunkan spatula panjang.
Robin langsung kabur sambil tertawa terbahak-bahak. Setelah itu ia menghampiri pemuda yang sedang menunggu pembeli itu.