Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kebodohan yang Kita Pelihara Setiap Lebaran

17 Mei 2021   23:00 Diperbarui: 17 Mei 2021   23:19 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mampus kau, Sat!

***

Lebaran dewasa ini, setidaknya di lingkungan pergaulan saya, mengalami banyak pergeseran makna.

Seharusnya lebaran itu tentang rekonsiliasi, cinta, dan datangnya pertolongan. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezeki-nya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia bersilaturahmi." (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)

Memang tidak selalu terjadi, tapi lebaran di masa sekarang dihiasi tingkah dari orang-orang yang ingin pamer, merendahkan orang lain, dan sejenisnya.

Biasanya orang-orang seperti itu menjalani puasa yang hanya lapar dan haus saja. Tidak meresapi makna. Makanya setelah lebaran tak mendapatkan apa-apa kecuali rasa rakus yang ia tahan selama satu bulan lamanya. Ironis.

Saya yang lahir dan hidup di Kota Pontianak, sejak saya paham apa artinya simpati dan empati, pada akhirnya menyadari bahwa sebagian orang di sini memang secara sengaja atau pun tidak telah memelihara "budaya kebodohan" sebagai pembuka pembicaraan, perkenalan, dan sejenisnya. Celakanya, biasanya pertanyaan yang berpotensi menyakiti itu adalah sebuah gerbang bagi canda-tawa.

Penyebab utama, dalam sudut pandang saya tentunya, adalah kurangnya literasi khususnya tentang agama.

Apa pun nama kitab suci Anda, saya yakin tidak ada "BAB Cara Menyakiti Orang Lain" dalam lembar pertama sampai terakhirnya.

Anggaplah Anda tidak punya agama. Tapi sudah seharusnya kita berprinsip: "Kesedihan orang lain tidak boleh berasal dari tawa saya". Sederhana, bukan?

Belajar bahasa asing itu sangat keren. Namun ketika lebaran, kita hanya perlu satu: bahasa cinta.

----

Dicky Armando, S.E. - Pontianak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun