Komponen-komponen yang membangun sebuah SuperApps dapat dilihat pada Gambar 1. Di sini dapat dilihat bahwa SuperApps adalah merupakan platform yang tidak berdiri sendiri tapi terhubung dengan komponen-komponen lainnya dalam suatu Arsitektur Enterprise. User akan melakukan akses melalui modul Antar Muka Super Apps yang dalam kasus ini menggunakan antar muka aplikasi mobile. Tidak semua antar muka perlu dilayani oleh antar muka SuperApps, Perlu dipertimbangkan juga penyediaan antar muka lain untuk memberikan beragam channel kepada pengguna misalnya penggunaan Web. Pertimbangan lainnya adalah, perlunya antar muka yang spesifik terhadap layanan tertentu seperti antar muka untuk perangkat wearable device seperti smartwatch yang umumnya berupa aplikasi proprietary bawaan dari perangkat. Ada juga antar muka yang secara teknis memerlukan pemrosesan khusus yang mungkin terlalu kompleks dan membebani untuk diakomodasi di SuperApps. Antar muka seperti Telemedicine yang menggunakan Video Conference, dipertimbangkan untuk dilayani di luar aplikasi SuperApps. Begitu juga aplikasi dengan layanan spesifik seperti Layanan EKG yang memerlukan perangkat khusus dan juga aplikasi pemrosesannya yang bersifat proprietary, memerlukan antar muka yang diakomodasi di luar SuperApps.
Sekalipun antar-muka dimungkinkan untuk dilayani oleh aplikasi yang berbeda, namun data transaksi kesehatan tetaplah harus terintegrasi sehingga dapat diakses dan ditampilkan dari SuperApps. Akses ke layanan inti ini atau back-end dilakukan secara terpusat melalui modul API Factory. Pemanfaatan API Factory ini memungkinkan untuk melakukan pengaturan akses maupun manajemen lainnya terhadap layanan secara terpusat, termasuk manajemen layanan yang disediakan oleh pihak eksternal. Pengelola dapat menambahkan, mengaktifkan atau menonaktifkan layanan dengan lebih mudah. Layanan yang sudah tidak mendukung bisnis atau kerja sama dengan pihak ekseternal yang sudah selesai, dapat segera ditutup aksesnya. Begitu juga jika ada pertimbangan teknis dari suatu layanan, ataupun pertimbangan keamanan, dan lain-lain semua akses dapat dikendalikan melalui API Factory tersebut. Layanan-layanan yang disediakan perlu disesuakan dengan menggunakan antar muka aplikasi berupa web service yang kemudian didaftarkan dalam API Factory.Â
Dalam melakukan integrasi, perlu dihindari kompleksitas pemrosesan dari SuperApps. Sebaiknya SuperApps tidak melakukan banyak logik pemrosesan. Semua logik baik terkait kalkulasi pelaporan ataupun bisnis proses, yang membutuhkan pemahaman spesifik di masing-masing modul, tidak dilakukan di modul SuperApps melainkan dilakukan dalam modul-modul yang ada di layanan utama. Hal ini berlaku juga untuk modul-modul penunjang lainnya seperti payment gateway, distribusi, dan juga scheduler-scheduler yang diperlukan. Pemisahan pemrosesan logik yang tidak dilakukan di SuperApps ini, diharapkan perubahan-perubahan rules dan proses bisnis yang terjadi tidak akan banyak berdampak bagi SuperApps.Â
Modul yang tidak kalah pentingnya dalam SuperApp adalah modul User Management. Dengan adanya modul ini, dapat diatur hak akses bagi berbagai macam tipe pengguna. Akses ini dapat diatur bahkan sampai ke tingkatan layanan yang paling kecil. Penerapan dalam bidang kesehatan yang mengatur ketat terkait penggunaan data pribadi, pengaturan hak akses dilakukan sampai ke tingkatan akses terhadap data. Data pribadi yang dikumpulkan oleh laboratorium kesehatan mempunyai ketentuan akses khusus yang hanya bisa diakses oleh dokter pada laboratorium kesehatan tersebut, dan tidak dapat diakses oleh pribadi pengguna sekalipun sebagai pemilik data.Â
Data profil pengguna, hak akses terhadap layanan, terlebih lagi data transaksi semuanya disimpan dalam Big Data. Data yang terpusat akan makin memperkaya data yang ada sehingga makin banyak pemrosesan dan analisa yang dapat dilakukan. Pengembangan-pengembangan layanan dapat dilakukan berbasis Big Data yang ada.
Tantangan Pengembangan
Dengan terpusatnya transaksi oleh pengguna dalam sebuah platform, memungkinkan untuk pengembangan dengan memanfaatkan analisa terhadap data transaksi yang ada. Informasi mengenai profil layanan, seperti layanan apa saja yang paling banyak di-akses atau layanan yang jarang di akses beserta keluhan dan masukan-masukan dari pengguna, dapat dijadikan sebagai acuan pengembangan. Dari sudut pandang bisnis, data terkait layanan terutama pada layanan yang disediakan oleh pihak eksternal, dapat dimanfaatkan untuk menilai bentuk kerja sama maupun nilai kerja sama tersebut. Dalam hal ini, pemanfaatan API Factory sebagai manajemen integrasi, dapat membantu dan mempermudah mekanisme buka atau tutup layanan.Â
Data yang disimpan dalam Big Data yang kemudian dianalisa, memungkinkan untuk pengembangan platform yang sesuai dengan profil transaksi dari pengguna dan lebih bersifat personal. Iklan-iklan, program-program yang ditawarkan, bahkan sampai dengan susunan layanan yang tampil di tampilan utama dapat disesuaikan dengan informasi yang ada terkait pengguna. Data antar pengguna yang dikelompokkan berdasarkan geografi dan demografi dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis dari layanan yang disediakan di SuperApps.Â
Dari sudut pandang pengguna, tantangan dari SuperApps adalah bagaimana memastikan bahwa pengguna dapat lebih lama bertahan di dalam SuperApps, tidak cepat keluar, dan melakukan banyak transaksi. Untuk memastikan hal tersebut, customer journey adalah suatu hal yang menjadi perhatian utama. Saat pengguna berada di dalam SuperApps, perlu diberikan penawaran-penawaran yang menarik bagi pengguna, dengan harapan dapat terjadinya transaksi yang dilakukan.
Teknologi-teknologi baru akan lebih mudah untuk diintegrasikan dengan SuperApps yang menjadi pusat akses interaksi dengan pengguna, terlebih lagi dipermudah dengan adanya arsitektur SuperApps yang berbasis web service. Teknologi seperti AI maupun AR/VR dapat ditambahkan ke dalam API Factory untuk menjadi bagian dari keseluruhan SuperApps.