Mohon tunggu...
arman
arman Mohon Tunggu... Konsultan - Praktisi Teknologi Informasi

Praktisi implementasi Teknologi Informasi yang ingin berbagi pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pembangunan SuperApps untuk Layanan Kesehatan

23 September 2023   13:40 Diperbarui: 23 September 2023   13:45 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Arsitektur Pendukung SuperApp (Dok. pribadi)

Latar belakang

Saat ini transformasi digital sudah semakin menjangkau ke dalam kehidupan. Kegiatan sehari-hari kita sudah semakin dimudahkan dan tidak dapat lepas dari penggunaan perangkat digital. 

Di samping itu, kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan juga makin meningkat. Tidak hanya saat sakit dan mendesak, layanan kesehatan juga dibutuhkan untuk menjaga pola hidup tetap sehat. 

Saat pandemi COVID-19 di mana masyarakat dituntut untuk menjaga jarak di saat yang sama memerlukan akses ke layanan kesehatan, adalah salah satu kejadian nyata perlunya akses kesehatan yang semakin mudah. Akses terhadap layanan kesehatan dapat semakin dipermudah dengan memanfaatkan teknologi digital. Layanan kesehatan digital semakin banyak dan berkembang. Namun, semakin banyak layanan kesehatan digital yang ditawarkan memberi dampak lain yaitu sulitnya pengguna menentukan layanan mana yang paling sesuai dengan kebutuhannya. 

Bagi penyedia layanan, terdapat tantangan sendiri untuk mendapatkan banyak pengguna di tengah persaingan layanan-layanan kesehatan digital yang tersedia. Untuk mengatasi hal tersebut, mulailah beberapa layanan saling berkolaborasi dengan mengintegrasikan layanannya dalam sebuah platform.

SuperApps dan manfaatnya

SuperApp adalah sebuah aplikasi yang menyediakan dan memberikan akses kepada banyak layanan baik layanan yang dimiliki sendiri maupun layanan yang disediakan pihak lain, baik layanan berupa aplikasi lain ataupun dengan perangkat lain yang berbeda. Dengan tersedianya berbagai layanan, tentu akan meningkatkan user experience. User akan semakin betah dan lama untuk berinteraksi dengan SuperApp untuk melakukan berbagai macam transaksi yang tersedia. 

Bertambahnya jumlah pengguna akan meningkatkan kebutuhan akan layanan-layanan baru untuk dikembangkan di dalam SuperApp. Termasuk juga akan menarik kerjasama dengan mitra-mitra baru berupa akses terhadap layanannya di platform mitra tersebut. Untuk itu perlu disiapkan mekanisme integrasi dengan layanan-layanan dari pihak mitra. Mitra-mitra juga diuntungkan dengan tidak perlunya melakukan upaya akuisisi pelanggan from scracth sendiri-sendiri terhadap layanannya masing-masing, melainkan dapat memanfaatkan pelanggan yang sudah ada. 

Adanya komunitas pengguna yang berkumpul dalam sebuah platform SuperApss dan makin lamanya waktu yang dihabiskan pengguna di dalam SuperApps, tentu akan menjadi daya tawar yang menarik bagi mitra untuk dapat menaruh iklan-iklan terkait produk-produknya yang akan ditawarkan dalam platform SuperApps. 

Keuntungan lainya yang didapat dari SuperApps adalah, perusahaan dapat mempunyai antar muka sistem yang standar. Layanan-layanan yang berbeda-beda yang tergabung di dalam satu platform SuperApps ini haruslah mempunyai kesamaan tampilan baik dari sisi warna, bahasa, gambar, dan lain-lain. Perusahaan pun dapat mudah me-maintain antar muka layanan-layanan yang ada karena semua berada pada satu titik yaitu di SuperAps. Image perusahaan baik dari brand, tema tampilan, kalimat yang digunakan untuk menyapa pengguna, sampai dengan Service Level Agreement dapat dikendalikan dari SuperApps.

Arsitektur Teknis

Komponen-komponen yang membangun sebuah SuperApps dapat dilihat pada Gambar 1. Di sini dapat dilihat bahwa SuperApps adalah merupakan platform yang tidak berdiri sendiri tapi terhubung dengan komponen-komponen lainnya dalam suatu Arsitektur Enterprise. User akan melakukan akses melalui modul Antar Muka Super Apps yang dalam kasus ini menggunakan antar muka aplikasi mobile. Tidak semua antar muka perlu dilayani oleh antar muka SuperApps, Perlu dipertimbangkan juga penyediaan antar muka lain untuk memberikan beragam channel kepada pengguna misalnya penggunaan Web. Pertimbangan lainnya adalah, perlunya antar muka yang spesifik terhadap layanan tertentu seperti antar muka untuk perangkat wearable device seperti smartwatch yang umumnya berupa aplikasi proprietary bawaan dari perangkat. Ada juga antar muka yang secara teknis memerlukan pemrosesan khusus yang mungkin terlalu kompleks dan membebani untuk diakomodasi di SuperApps. Antar muka seperti Telemedicine yang menggunakan Video Conference, dipertimbangkan untuk dilayani di luar aplikasi SuperApps. Begitu juga aplikasi dengan layanan spesifik seperti Layanan EKG yang memerlukan perangkat khusus dan juga aplikasi pemrosesannya yang bersifat proprietary, memerlukan antar muka yang diakomodasi di luar SuperApps.

Sekalipun antar-muka dimungkinkan untuk dilayani oleh aplikasi yang berbeda, namun data transaksi kesehatan tetaplah harus terintegrasi sehingga dapat diakses dan ditampilkan dari SuperApps. Akses ke layanan inti ini atau back-end dilakukan secara terpusat melalui modul API Factory. Pemanfaatan API Factory ini memungkinkan untuk melakukan pengaturan akses maupun manajemen lainnya terhadap layanan secara terpusat, termasuk manajemen layanan yang disediakan oleh pihak eksternal. Pengelola dapat menambahkan, mengaktifkan atau menonaktifkan layanan dengan lebih mudah. Layanan yang sudah tidak mendukung bisnis atau kerja sama dengan pihak ekseternal yang sudah selesai, dapat segera ditutup aksesnya. Begitu juga jika ada pertimbangan teknis dari suatu layanan, ataupun pertimbangan keamanan, dan lain-lain semua akses dapat dikendalikan melalui API Factory tersebut. Layanan-layanan yang disediakan perlu disesuakan dengan menggunakan antar muka aplikasi berupa web service yang kemudian didaftarkan dalam API Factory. 

Dalam melakukan integrasi, perlu dihindari kompleksitas pemrosesan dari SuperApps. Sebaiknya SuperApps tidak melakukan banyak logik pemrosesan. Semua logik baik terkait kalkulasi pelaporan ataupun bisnis proses, yang membutuhkan pemahaman spesifik di masing-masing modul, tidak dilakukan di modul SuperApps melainkan dilakukan dalam modul-modul yang ada di layanan utama. Hal ini berlaku juga untuk modul-modul penunjang lainnya seperti payment gateway, distribusi, dan juga scheduler-scheduler yang diperlukan. Pemisahan pemrosesan logik yang tidak dilakukan di SuperApps ini, diharapkan perubahan-perubahan rules dan proses bisnis yang terjadi tidak akan banyak berdampak bagi SuperApps. 

Modul yang tidak kalah pentingnya dalam SuperApp adalah modul User Management. Dengan adanya modul ini, dapat diatur hak akses bagi berbagai macam tipe pengguna. Akses ini dapat diatur bahkan sampai ke tingkatan layanan yang paling kecil. Penerapan dalam bidang kesehatan yang mengatur ketat terkait penggunaan data pribadi, pengaturan hak akses dilakukan sampai ke tingkatan akses terhadap data. Data pribadi yang dikumpulkan oleh laboratorium kesehatan mempunyai ketentuan akses khusus yang hanya bisa diakses oleh dokter pada laboratorium kesehatan tersebut, dan tidak dapat diakses oleh pribadi pengguna sekalipun sebagai pemilik data. 

Data profil pengguna, hak akses terhadap layanan, terlebih lagi data transaksi semuanya disimpan dalam Big Data. Data yang terpusat akan makin memperkaya data yang ada sehingga makin banyak pemrosesan dan analisa yang dapat dilakukan. Pengembangan-pengembangan layanan dapat dilakukan berbasis Big Data yang ada.

Tantangan Pengembangan

Dengan terpusatnya transaksi oleh pengguna dalam sebuah platform, memungkinkan untuk pengembangan dengan memanfaatkan analisa terhadap data transaksi yang ada. Informasi mengenai profil layanan, seperti layanan apa saja yang paling banyak di-akses atau layanan yang jarang di akses beserta keluhan dan masukan-masukan dari pengguna, dapat dijadikan sebagai acuan pengembangan. Dari sudut pandang bisnis, data terkait layanan terutama pada layanan yang disediakan oleh pihak eksternal, dapat dimanfaatkan untuk menilai bentuk kerja sama maupun nilai kerja sama tersebut. Dalam hal ini, pemanfaatan API Factory sebagai manajemen integrasi, dapat membantu dan mempermudah mekanisme buka atau tutup layanan. 

Data yang disimpan dalam Big Data yang kemudian dianalisa, memungkinkan untuk pengembangan platform yang sesuai dengan profil transaksi dari pengguna dan lebih bersifat personal. Iklan-iklan, program-program yang ditawarkan, bahkan sampai dengan susunan layanan yang tampil di tampilan utama dapat disesuaikan dengan informasi yang ada terkait pengguna. Data antar pengguna yang dikelompokkan berdasarkan geografi dan demografi dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis dari layanan yang disediakan di SuperApps. 

Dari sudut pandang pengguna, tantangan dari SuperApps adalah bagaimana memastikan bahwa pengguna dapat lebih lama bertahan di dalam SuperApps, tidak cepat keluar, dan melakukan banyak transaksi. Untuk memastikan hal tersebut, customer journey adalah suatu hal yang menjadi perhatian utama. Saat pengguna berada di dalam SuperApps, perlu diberikan penawaran-penawaran yang menarik bagi pengguna, dengan harapan dapat terjadinya transaksi yang dilakukan.

Teknologi-teknologi baru akan lebih mudah untuk diintegrasikan dengan SuperApps yang menjadi pusat akses interaksi dengan pengguna, terlebih lagi dipermudah dengan adanya arsitektur SuperApps yang berbasis web service. Teknologi seperti AI maupun AR/VR dapat ditambahkan ke dalam API Factory untuk menjadi bagian dari keseluruhan SuperApps.

Saat ini tuntutan pasar dalam pengembangan suatu layanan adalah kecepatan ketersediaan, kenyamanan layanan, dan robust-nya sistem. Dengan arsitektur yang modular dalam SuperApps, yang terbentuk dalam beberapa layanan yang moduler berbasis web service, tuntutan dan tantangan pasar dapat terjawab. Pengembangan dimungkinkan untuk menggunakan pendekatan yang agile dengan konsep Minimum Viable Product (MVP). Adanya MVP, dapat dimulai dengan bagian kecil dari suatu layanan untuk di-release ke market ataupun suatu segmen pasar tertentu. MVP ini dikembangkan secara kontinu sehingga pada akhirnya menjadi suatu produk yang matang, sekalipun begitu pengembangan tetap tidak berhenti. 

Tantangan lain dari pengembangan dengan konsep MVP dan moduler ini adalah memastikan proses release management dapat berjalan dengan baik. Pembaruan terhadap modul yang sudah berjalan dipastikan tidak boleh menyebabkan terganggunya layanan yang sudah dirasakan oleh pengguna. Mekanisme testing dan release harus dilakukan dengan ketat namun juga tetap harus cepat dan agile. Perubahan-perubahan kecil seperti halnya penggantian tampilan, warna, dan lain-lain bukanlah hal yang tabu yang tidak boleh dilakukan. Semua harus diatur dalam proses release management yang teratur dan disiplin.  

Dari sudut pandang bisnis, pembangunan SuperApps ini dapat menjembatani terbentuknya suatu ekosistem bisnis yang lengkap saling menunjang antara bisnis utama dan bisnis pendukungnya. Dimungkinkan terbentuknya integrasi antara pelaku industri kesehatan dengan pelaku logistik terkait distribusi barang, pelaku finansial seperti perbankan, investasi, maupun asuransi, industri pariwisata, dan lain-lain dan semua berada dalam satu akses. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun