Setelah beberapa saat buron, Youtuber Ferninand Paleka ditangkap juga. Pelaku prank sampah itu dilaporkan atas dugaan tindak pidana penghinaan. Ferdinand sudah bikin kesal banyak orang. Youtuber Maell Lee sampai-sampai nantangin Ferdinen berantem. Maell bete tingkat tinggi sama Ferdinand.Â
Pasalnya Maell mantan orang susah. Orang susah itu kalau berharap bantuan, tulus. Kalau yang datang tiba-tiba prank, sakitnya sampai ke ubun-ubun tentunya.
Di tahanan, Ferdinand dan kawannya mendapat perundungan dari para tahanan. Tidak mau ketinggalan sama masyarakat yang menggrebek rumah Ferninand karena marah atas aksinya, para tahanan itu ikut melampiaskan kekesalan.Â
Ferdinand dan kawannya hampir ditelanjangi. Hanya boleh pakai celana dalam. Dibotakiin juga. Ferdinand dimasukkan ke tong sampah. Sementara kawannya disuruh push up.
Sampai disini penulis teringat sebuah pelajaran, sebejat apapun manusia, dia tetap tak suka dengan tindak kejahatan. Para tahanan itu kan pelaku kejahatan. Mungkin mereka perampok, pengedar narkoba, pembunuh, pemerkosa atau apalah.Â
Tapi ternyata mereka bisa kesal juga dengan sesama mereka. Meski ungkapan kesal mereka tidak logis. Para tahanan tersebut tak harus main hakin sendiri. Toh pelaku kejahatan sudah ada di tempat yang tepat. Masak harus dua kali kena sanksi.
By the way, begitulah fitrah manusia, sebenarnya suka dengan yang baik-baik. Seperti ibu-ibu yang kurang harmonis dengan mertua. Tapi waktu nonton sinetron yang ceritanya mertua dikerjai menantu, ya kesal juga. Atau orangtua yang hobi mukulin anaknya. Tapi ketika anaknya dipukul orang atau ada orangtua lain yang memukul anaknya, dia marah.
Entah dorongan nafsu atau bisikan syetan mungkin, yang membuat orang egois menyakiti orang lain. Penulis yakin, seseorang sebenarnya mengabaikan panggilan baik dalam dirinya, sehingga tega memunculkan ide gila yang merugikan sesama.Â
Orang bijak bilang tipe begini adalah golongan sumbu pendek alias pendek mikir. Mereka berbuat tanpa menimbang akibat perbuatan mereka. Makanya orang cerdas disukai, yaitu orang-orang yang berhati-hati dalam berbuat.
Selain video perundungan Ferdinan dan kawannya yang viral, kepemilikan ponsel oleh tahanan pun dipertanyakan publik. Kok bisa tahanan update berita dari luar? Mem-bully sesama tahanan lalu meng-upload-nya ke media sosial? Dimana sipir penjara?