Bagi seorang muslim, bencana berarti cobaan yang menunjukkan kekuasaan Allah swt dan peringatan. Jadi kita harus bersabar serta intropeksi diri, apa kesalahan yang telah kita perbuat sehingga Allah swt menimpakan musibah ini pada kita.
Kita sebagai masyarakat hendaknya mau berubah, tak lagi buang sampah sembarangan. Meski buang sampah sembarangan bukan penyebab utama banjir, tapi berpengaruh juga pada banjir.
Alhamdulillah, saya bukan termasuk orang yang biasa buang sampah sembarangan.
Bagi pihak pemerintah, harus lebih intropeksi diri lagi. Bukankah selama ini penguasa menjadikan bisnis sebagai spirit mengelola negeri ini? Bukankah selama ini penguasa telah memanjakan para kapitalis? Bukankah selama ini yang menikmati sebagian besar hasil kekayaan negeri ini adalah persekutuan penguasa dan pengusaha? Kapan mau berhenti berbuat kerusakan?
Kita berharap penguasa menyadari kesalahannya. Tapi sepertinya masih jauh panggang dari api. Di awal periode kedua pemerintahan Jokowi sudah berwacana bakal menghapus Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Alasannya untuk menunjang investasi. Kalau betul itu terjadi, bukannya malah makin hancur negeri ini. Ada AMDAL dan IMB saja lingkungan sudah demikian merana, apalagi bila keduanya dihapus.
Beginilah jadinya jika kita masih bertahan dengan penerapan sistem kapitalis sekuler. Kapan kita mau menyadari kalau negeri ini akan mendapat berkah jika kita menerapkan syariah secara kaffah?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H