Mohon tunggu...
Arlin
Arlin Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Penikmat Buku

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Penggunaan Prinsip Tellu Cappa Menghadapi Konflik Laut Cina Selatan

27 Mei 2024   22:36 Diperbarui: 27 Mei 2024   22:38 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kapal perang di Laut Cina Selatan (Sumber: Antara-M Risyal Hidayat)

Jika hal itu tidak membuat Cina bergeming dan justru semakin menjadi-menjadi, maka jalan terakhir yang harus ditempuh adalah penggunaan cappa kawali (ujung badik). Persoalan Laut Cina Selatan adalah persoalan kedaulatan. Mata dunia tertuju pada persoalan geopolitik di sana. Indonesia berhak marah jika kedaulatan bangsa terancam. Meski demikian, hal ini tentu menjadi opsi terakhir -- sekali lagi, paling terakhir.

Perang mungkin bukanlah sebuah penyelesaian konflik yang bijak. Maka dari itu, resolusi perang dalam prinsip tellu cappa diletakkan paling terakhir. Usaha-usaha lain yang bersifat diplomatis dan kerjasama harus lebih didahulukan dan dimaksimalkan. Terlebih bahwa Indonesia menganut sistem politik bebas aktif. Sistem yang memungkinkan untuk bekerjasama dengan berbagai negara lain untuk menyelesaikan konflik di Laut Cina Selatan.

Selain itu, solusi terbaik bagi semua pihak pada dasarnya adalah perdamaian. Maka dari itu, setiap resolusi atas Laut Cina Selatan sebaiknya sebuah solusi yang berujung pada perdamaian. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa di dalam perang, tak pernah ada pemenang sesungguhnya. Kedua pihak akan menimbulkan korban dari berbagai aspek.

Meski demikian, indonesia harus tetap tegas sebagai sebuah negara berdaulat. Kita tidak boleh membiarkan negara lain menginjak-nginjak harga diri kita sebagai sebuah bangsa yang besar. Kita harus membuktikan bahwa kita tangguh, gigih, dan tak akan menyerah jika menyangkut persoalan kedaulatan dan harga diri bangsa.

Maka dari itu, prinsip tellu cappa layak menjadi pegangan Indonesia dalam menghadapi konflik Laut Cina Selatan. Prinsip tersebut bukanlah prinsip yang dipegang untuk berorientasi pada perang, tetapi lebih kepada pembelaan terhadap harga diri bangsa. Segala hal harus kita upayakan, namun jika pada akhirnya usaha damai tidak dihargai, maka kedaulatan bangsa harus tetap ditegakkan bagaimanapun caranya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun