Sebagai  mahasiswa  Universitas Muhammadiyah Sorong, saya mempunyai banyak pengalaman terkait pembelajaran dan pengembangan kepemimpinan melalui organisasi, kegiatan kampus, panitia kegiatan, dan dalam interaksi dengan pembicara sebagai pemimpin. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana pengalaman ini membentuk pemahaman saya tentang kepemimpinan, cara menangani tantangan yang muncul, dan solusi untuk mengatasinya.
Pengantar Kepemimpinan Mahasiswa
Mengembangkan kepemimpinan di kampus lebih dari sekadar menduduki posisi formal dalam  organisasi atau komite kegiatan. Ini adalah  kemampuan untuk memotivasi, menginspirasi dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Saya telah menemukan bahwa organisasi kampus, aktivitas, dan komite aktivitas merupakan alat yang sangat berharga untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan ini. Namun, penting untuk diingat bahwa belajar memimpin adalah proses jangka panjang dan berkelanjutan.
Tantangan dalam mengembangkan kepemimpinan sekolah
1. Ketidakpastian dan kegagalan:
Salah satu tantangan besar adalah ketidakpastian dalam mengambil keputusan. Seringkali kita tidak mengetahui apakah tindakan yang kita lakukan akan berhasil atau gagal.  Hal ini bisa membuat kita ragu dan takut  mengambil risiko.
 Solusi:
Untuk mengatasi ketidakpastian, saya belajar  menerima bahwa kegagalan adalah bagian dari proses.. Saya selalu berusaha belajar dari setiap kegagalan dan terus berkembang.
2. Berinteraksi dengan Pembicara sebagai Pemimpin:
Dalam beberapa kasus, kita mungkin bertemu dengan pembicara yang memiliki pandangan  berbeda tentang cara melaksanakan suatu proyek atau misi.. Hal ini dapat menjadi konflik dalam pengambilan keputusan.
Solusi:
Saya belajar untuk mendekati dosen dengan menghormati dan mendengarkan pandangan mereka, sambil memberikan argumentasi yang kuat untuk pendapat saya.. Ini adalah kesempatan untuk belajar bagaimana berkomunikasi dan bernegosiasi dengan pemimpin yang memiliki pengalaman.
3. Mengatasi Pandangan Negatif tentang Organisasi dan Panitia Kegiatan:
Terkadang, ada pandangan bahwa berpartisipasi dalam organisasi atau panitia kegiatan kampus adalah sia-sia dan hanya buang-buang waktu.
*Solusi:
Saya yakin bahwa pengalaman ini memiliki nilai yang besar. Hal ini memungkinkan kita untuk mengembangkan keterampilan seperti manajemen waktu, komunikasi dan kepemimpinan, yang akan berguna di dunia nyata. Saya juga berupaya menjadi teladan bagi teman-teman  dan menunjukkan bahwa organisasi sekolah dan komite mempunyai dampak positif.
Kesimpulan dan Pesan untuk Mahasiswa Lainnya
Melalui pengalaman saya di Universitas Muhammadiyah Sorong, saya  belajar bahwa kepemimpinan adalah tentang menghadapi tantangan, mengambil risiko dan terus belajar. Tantangan, khususnya dalam berkomunikasi dengan pembicara sebagai pemimpin, merupakan peluang untuk berkembang. Mengatasi ketidakpastian dan kegagalan adalah bagian dari perjalanan ini.
Maka kepada mahasiswa lainnya, saya ingin menyampaikan pesan bahwa pengembangan kepemimpinan di kampus mempunyai nilai yang signifikan. Ini adalah investasi dalam diri kita sendiri dan keterampilan yang kita pelajari akan membantu kita di masa depan. Jangan biarkan opini negatif menghalangi semangatmu. Â Jadilah agen perubahan di kampus dan tunjukkan bahwa organisasi kampus dan komite kegiatan memiliki peran penting dalam mendidik pemimpin masa depan.(ARK)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H