Nah, analisa yang disampaikan oleh pengamat intelejen sebelumnya diatas, menarik untuk di tarik hubungan antara pemerintah mengatur ulang freeport dan konflik yang muncul akibat FPI akhir-akhir ini. Tujuannya hanya satu, energi pemerintah habis urus konflik, sedangkan pengaturan kedaulatan ekonomi nasional terbengkalai. Atau, isu Papua merdeka terus " menyala" daripada sibuk atur freeport. Coba simak kecaman organisasi HAM di Amerika soal penembakan di kongres III Papua dan penembakan terhadap karyawan freeport yang mogok. Justru perhatian serius ke penembakan pada kongres III daripada penembakan di areal freeport.
Publik harus membuka mata agar jeli melihat konflik sistematis yang kerap muncul akhir-akhir ini. Penembakan di areal freeport belum reda, Aceh mau di obok-obok lagi, lalu maluku hendak panas lagi, sekarang muncul lagi FPI. Skenario konflik merupakan operasi intelejen asing yang tidak suka dengan kedaulatan ekonomi nasional Indonesia yang hari ini mau di atur ulang. Benih-benih reaksioner ormas-ormas tertentu yang terus di pelihara oleh asing, tak akan diam, tetapi terus menjadi kuda hitam bagi pengamanan aset asing di Indonesia.
Sekali lagi, Indonesia punya masa lalu tentang sejarah pemberontakan yang di beking oleh CIA, mari introspeksi dan evaluasi diri agar tidak mengulangi tragedi yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H