Mohon tunggu...
Arkilaus Baho
Arkilaus Baho Mohon Tunggu... -

Kutipan Favorit: DIATAS BATU INI SAYA MELETAKAN PERADABAN ORANG PAPUA, SEKALIPUN ORANG MEMILIKI KEPANDAIAN TINGGI, AKAL BUDI DAN MARIFAT TETAPI TIDAK DAPAT MEMIMPIN BANGSA INI, BANGSA INI AKAN BANGKIT DAN MEMIMPIN DIRINYA SENDIRI.Pdt.I.S.Kijsne Wasior 25 Oktober 1925

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Liputan Khusus: Perdamaian Merupakan Syarat Utama Perundingan RI-TPN/OPM

24 November 2011   08:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:16 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasianer dimana saja berada, kali ini saya akan menulis kepada anda tentang apa yang menjadi kesepakatan bersama pemerintah dengan Papua sebagai syarat utama penyelenggaraan duduk bersama. Tulisan ini merupakan hasil dari apa yang penulis dampingin proses dimaksud, mulai dari menghubungkan niat pemerintah kepada Tentara Pembebasan Nasional Rakyat Papua di Markas besar di Papua. Awalnya sih, penulis ragu dengan misi pemerintah untuk kembali bikin komitmen dengan orang Papua untuk duduk selesaikan masalah. Enam Juni awal pertemuan penulis dengan special invoice untuk Papua. Bertempat di Yogyakarta, siang hari, kami bertukar pikiran seputar niat pemerintah berunding dengan Papua. Kabar tersebut langsung penulis dapatkan langsung dari utusan khusus Presiden, beliau merupakan otak dibalik suksesi perdamaian Aceh. Kami sendiri, sebenarnya dari dulu tidak percaya dengan janji-janji pemerintah untuk dialog dengan rakyat Papua. Komitmen bahwa proses tersebut harus didukung, setelah kami memastikan bahwa ada lembaga negara lainnya yang ikut membekap proses ini. Keberadaan Komnas HAM didalam upaya mendorong terwujudnya perdamaian di Papua, bikin kami semakin yakin bahwa memang pemerintah serius.

Foto: Koleksi pribadi

Duduk pertama di Yogyakarta, melahirkan suatu kemulusan. Penulis langsung melaporkan hasil pertemuan tersebut kepada pihak yang dibutuhkan pemerintah untuk berunding. Kabar positif datang dari markas di Papua. Mereka siap menerima utusan khusus presiden untuk bikin komitmen duduk bersama. Prosesn selanjutnya, untuk lebih jelas maksud pemerintah ini, saya sendiri langsung menghadap markas besar lalu menjelaskannya kepada panglima. Hasil selanjutnya, Panglima mengeluarkan surat resmi. Surat tersebut dibuat agar membuktikan bahwa TPN/OPM tidak ragu dengan suara dari penghubung yang mereka dapatkan. Bulan Juli 2011 awal dari proses komitmen hitam diatas putih ini dilakukan. Berikut adalah surat dari markas opm yang penulis akan salin sesuai aslinya.

MARKAS TPN 23 July 2011

KEPADA PADUKA JANG MULIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DR. H. SUSILO BAMBANG JUDHOJONO DI- ISTANA MERDEKA-DJAKARTA SALAM SEDAHTERA! PERTAMA-TAMA DARI NEGERI KAMI PAPUA BARAT, KAMI HATURKAN TERIMAKASIH DAN PENGHARGAAN JANG TINGGI ATAS ITIKAD BAIK JANG TELAH PADUKA JANG MULIA TUNJUKAN DALAM RANGKA PENJELESAIAN MENDASAR KONFLIK PAPUA, JAITU DENGAN MENUNDJUK JANG MULIA TUAN DR. FARID HUSAIN SELAKU UTUSAN KHUSUS ( SPECIAL INVOICE ) JANG MANA TELAH MENUGASKAN TUAN ARKILAUS BAHO UNTUK MENJAMPAIKAN ITIKAD BAIK INI KEPADA KAMI STJARA LISAN. SELANJUTNYA KAMI SAMPAIKAN KEPADA PADUKA JANG MULIA BAHWA DENGAN SANGAT TULUS KAMI MENJAMBUT ITIKAD BAIK INI DAN BERKEHENDAK MELANDJUTKANNJA PADA PROSES SELANJUDNJA SETURUT DENGAN PROSEDUR JANG ADA DAN BERLAKU. HARAPAN TERTINGGI DARI NEGERI KAMI PAPUA BARAT, SEMUA PROSES INI DAPAT DAN AKAN BERLANGSUNG DALAM SUASANA DAN KONDISI SALING MENGHARGAI DAN MENGHORMATI ANTARA KEDUA BELAH PIHAK. DEMIKIAN PENJAMPAIAN KAMI DAN ATAS ITIKAD BAIK PADUKA JANG MULIA JANG DITUNDJUKAN KEPADA KAMI, TERIMALAH PENGHARGAAN JANG TULUS DARI TANAH PAPUA

"SALAM KAMI JANG PATUT"

TENTARA PEMBEBASAN NASIONAL PAPUA BARAT

PANGLIMA,

CAP DAN TTD

BRIG-GEN. RICHARD H. JOWENI

SALINAN DISAMPAIKAN KEPADA JANG TERHORMAT: 1. KOMNAS HAM DI DJAKARTA 2. PALANG MERAH INTERNASIONAL 3. TUAN Dr. FARID HUSAIN ( SPECIAL INVOICE ) 4. PEMERINTAH REV. VANUATU 5. PERWAKILAN PAPUA BARAT DI VANUATU 6. PERWAKILAN PAPUA BARAT DI AUSTRALIA 7. PERWAKILAN PAPUA BARAT DI LONDON-INGGRIS 8. PERWAKILAN PAPUA BARAT DI AMERIKA SERIKAT 9. TUAN BENI WENDA DI LONDON-INGGRIS 10. TUAN OKTOVIANUS MOTE DI AMERIKA SERIKAT 11. TUAN ANDI AJAMISEBA DI VANUATU 12. TUAN REX RUMAKIEK DI AUSTRALIA 13. TUAN DJOHN OTTO ONDOWAME DI VANUATU Surat diatas juga bisa dilihat pada majalah tempo edisi 5-11 agustus 2011. Dengan penuh kehati-hatian, suara malaikat dalam surat ini penulis bawa dan langsung menyerahkannya kepada sang utusan khusus presiden di Jakarta. Penulis hanya membawa tiga surat tembusan, yaitu kepada Pak Farid selaku utusan presiden, KomnasHAM, Palang Merah Internasional dan satunya untuk penulis sendiri. Seketika surat tiba, ada harapan bahwa jalan perdamaian untuk Papua terus terbuka. Maka sampai sekarang, atas berkat dan pertolongan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, proses perdamaian terbuka antara dua pihak ( Pemerintah dengan TPN ). Markas TPN sendiri berkomitmen untuk bertemu langsung dengan special invoice. Maka pada September 2011, bertempat di Jayapura, ditemani penulis sendiri, pak Farid langsung menyerahkan surat presiden kepada staf tinggi markas OPM. Penyerahan surat tersbut membuktikan bahwa pemerintah juga serius dengan niat baik TPN untuk berunding.

Foto: koleksi pribadi

Pembicaraan awal dilakukan. Pertemuan awal tersebut berlangsung dengan penuh sukacita. Saling membicarakan situasi dan kondisi Papua apakah memungkinkan dilakukan pertemuan langsung dengan panglima di markas atau tidak. Karena ada keberatan dari pihak TPN terkait situasi keamanan yang kurang kondisif, maka disepakati sampai aman baru bisa bertemu. Poin penitng yang ditawarkan pemerintah kepad TPN dalam perundinga. Harus dicatat bahwa, kubu TPN sendiri tidak sembarangan membuka diri seperti kali ini bila tidak ada komitmen yang konkrit. Poin-poin tersebut antara lain; 1. Penarikan Pasukan TNI-POLRI organik maupun non organik dari Papua 2. Pembebasan Tapol/Napol di Papua 3. Pembebasan tanpa syarat para DPO OPM maupun TPN 4. Perundingan dilakukan dengan jaminan Papua damai. Empat syarat utama diataslah, kemudian menjadi komitmen kedua belah pihak sampai sekarang. Dan pada akhirnya, penantian yang ditunggu itu tercapai. Pada bulan bulan November 2011, pak Farid bertemu langsung di markas TPN. Pertemuan tersebut dikawal secara ketat oleh komnasham maupun prajurit TPN sendiri. Menyimak persoalan Papua yang kian panas akhir-akhir ini, Liputan khusus diatas penulis tulis bagi kompasioner semua agar turud mengikuti proses yang sedang berlangsung di Papua. Dengan dukungan doa dari saudara-saudara sekalian, kita yakin, Perdamaian Papua segera terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun