Mohon tunggu...
Jingga Kelana
Jingga Kelana Mohon Tunggu... Arkeolog -

Lulusan Program Studi Arkeologi, FIB Udayana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Program Studi Arkeologi Udayana "Nyitus" di Bekas Kerajaan Blambangan

15 Agustus 2017   11:48 Diperbarui: 5 September 2017   05:51 971
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, sama halnya dengan Kantor Pos, Asrama Inggrisan juga masih terawat dengan baik. Dulu di kawasan kota memang dijadikan kawasan pemukiman kolonial. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya sejumlah bangunan kolonial di sekitar Inggrisan, seperti SDN 1 Kepatihan (dulu HIS), Tegal Loji (Lodge --sekarang Taman Blambangan--), dan Gedung Juang (dulu tempat dansa kaum bangsawan Belanda) namun sekarang sudah dirubah menjadi bangunan modern. Selain itu, hingga kini masyarakat sekitar mengenal lokasi di belakang Taman Blambangan tersebut dengan nama daerah walandan. Bulan Februari lalu situs ini baru saja selesai dikaji secara arkeologis tentang kerusakan/pelapukan yang terjadi oleh Bayu Ari Wibowo, S.S./Jingga Kelana.

Bekas Pusat Kerajaan Blambangan

Hari pun semakin sore dan rombongan bergegas menuju situs yang terakhir, yaitu Situs Umpak Songo. Situs ini letaknya lumayan jauh dari kota, tepatnya di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. Butuh waktu 30 menit lebih untuk menuju ke sana. Berdasarkan ekskavasi yang pernah dilakukan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 1985/1986 diketahui bahwa di Desa Tembokrejo dan Desa Blambangan hingga sekarang masih ditemukan struktur tembok keliling dan sejumlah situs klasik di areal persawahan. Sehingga, merujuk pada sebaran situs dan toponimi dusun dan desa maka kemungkinan di sekitar desa itulah dulu lokasi pusat pemerintahan Kerajaan Blambangan berada.

Situs Umpak Songo ini berupa struktur bata merah yang di dalamnya terdapat umpak berbagai ukuran. Namun sayang, struktur yang sekarang ada adalah tatanan baru. Temuan sejenis berupa umpak tidak hanya ditemukan di Situs Umpak Songo tetapi juga ada di Situs Gumuk Jadah, Muncar. Sebab, di situs itu sekarang masih dapat ditemukan sisa umpak berjumlah dua buah. Masih banyak hal yang menggayut di pikiran terkait dengan kesejarahan Blambangan dan Banyuwangi dari sisi arkeologis. Namun, karena keterbatasan waktu kegiatan kunjungan situs sore itu pun diakhiri dengan foto bersama. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun