Mohon tunggu...
Arke
Arke Mohon Tunggu... karyawan swasta -

2 + 2 = 5

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Markonah dan Problemnya (Jilid Dua)

19 Mei 2016   12:20 Diperbarui: 29 Mei 2016   05:55 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku malah yang seharusnya nanya ke kamu Konah. Setelah kalian menikah diam diam aku tak pernah lagi melihat Dupret, hanya Gori yang sering aku jumpai kala wara wiri nawarin ke aku sendal hasil nuker di masjid".

"Ada masalah apa Konah?". Sambung Agil sembari menjilati jarinya yang masih berasa kakap panggang.

"Dupret menghilang kong. Sudah enam bulan Dupret meninggalkan saya tanpa kabar tanpa berita... Saya merasa tertipu kong". Setelah berkata demikian Markonah terisak isak, namun masih bisa menahan airmatanya untuk tidak tumpah.

"Aku tidak tahu harus berkata apa Konah. Aku turut bersimpati, apapun masalah kalian semoga cepat ditemukan titik terang". Markonah terdiam sejurus mendengar ucapan Agil yang sudah dianggap seperti kakenya sendiri itu.

Setelah membayar ke kasir warteg, Markonah dan Agil segera menuju parkiran motor. Helm cakil kembali dikenakan dan motor mulai distarter. Namun belum sempat Markonah menjalankan motor, sepasang matanya yang belok menangkap pemandangan ganjil di depannya. Seorang lelaki agak tambun dengan perawakan mirip copet dan mengendarai motor matic berhenti di depan warteg di mana dirinya dan Agil menyelesaikan sarapan siang mereka. Markonah segera beranjak dari motor dan meninggalkan Agil yang kerepotan menjaga keseimbangan karena posisi kaki Agil yang satu menginjak tanah satunya sedang ngangkang bersiap untuk melangkahi jok motor. Beruntung Agil pernah tinggal di Cimande dua bulan sehingga iapun bisa menghindari celaka karena terjatuh dari motor yang berhenti. Amanjing!

Lelaki yang baru memarkir motor maticnya dibuat terkejut manakala sebuah dampratan meluncur dari seseorang yang mendadak berada di sampingnya. "Dupret penipu sialan! Lelaki tak tahu diuntung! Kau tinggalkan diriku seperti kau meninggalkan MCK setelah kau puas menduduki closet di dalamnya!"

Lelaki tambun tadi hanya terdiam seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Masih bersikap tenang, lelaki tambun tadi dengan tangan kananya berusaha untuk menghalau Markonah yang mulai mendekat dengan tinju terkepal.

"Tunggu tunggu! Siapa kamu? Tiada hujan tiada angin kenapa tiba tiba kamu memakiku?!". Markonah tak peduli, ia malah semakin mendekat dan berusaha memukul kepala lelaki tambun yang disangkanya sebagai Dupret pasangan nikah sirinya. Melihat kejadian tersebut, Agil yang sudah memastikan keadaan motor aman langsung menghampiri Markonah dengan langkah besar.

"Markonah tunggu!". Teriak Agil sampai gigi palsunya terlepas.

Emosi Markonah yang memuncak karena melihat lelaki tambun tersebut membuat Markonah lupa daratan, makian dan sumpah serapah terlontar tanpa kendali dari mulut kering Markonah. Bahkan helm cakil yang dipakai untuk melindungi kepalanya sempat jadi bumerang saat Markonah meludah namun kelupaan buka face helm cakilnya. Kejadian itulah yang konon menjadi cikal bakal peribahasa 'pantang menelan ludah sendiri'.

Siapakah lelaki tambun yang mengendarai motor matic dan disangkakan sebagai Dupret oleh Markonah sehingga dilabraknya?

Bersambung...

Salam gombal..

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun