Mohon tunggu...
Arke
Arke Mohon Tunggu... karyawan swasta -

2 + 2 = 5

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Markonah dan Problemnya

17 Mei 2016   11:16 Diperbarui: 19 Mei 2016   12:20 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar koleksi pribadi

Dingin mulai mengusap tengkuk saat mendung gelap menutupi bulan yang redup sinarnya. Di kursi bambu yang selalu bersuara ketika beradu dengan pantat, Markonah tampak gelisah. Pikirannya tak jua tenang padahal dia habis makan martabak Bangka satu kardus besar. Ada apakah?

Dengan wajah tak tenang Markonah sesekali melihat stupidphone di genggamannya, seolah ada yang ditunggu untuk menghubungi dirinya. Angin bertiup melalui kisi kisi jendela menyibakan helai rambut Markonah yang habis dicreambath di salon 'berkah ria' milik Cuker dengan cara ngebon dulu bayar bulan depan.

Ting tong tang tang tung ting tong!!!

Suara bel pintu rumah mengagetkan Markonah yang segera beranjak dari kursi bambu yang meninggalkan jejak bokong semoknya di sana. Markonah menghampiri pintu depan rumah, muncul seraut senyum ketika ia melihat siapa yang datang.

"Gori. Silahkan masuk. Konah udeh nunggu Gori sejak tadi. Kenapa tidak telpon atau sms dulu kalau mau datang?" Tanya Markonah secara membabu buta.

"Tadinya mau telpon dulu Kon, tapi aku gak ada pulsa" Jawab Gori dengan innocent nya.

"Lah.. Whats app kan bisa, BBM atau via Messenger?" Celetuk Markonah gak mau kalah.

"Apalagi itu Kon, kan hapeku kan cuma nukiye 3310, belum ada fitur fitur canggihnya" Sambung Gori sambil tersenyum kecut karena ketahuan hapenya jaman Fir'aun masih abg.

Setelah masuk Gori langsung duduk di kursi bambu yang diam diam ada tumbilanya juga. Sementara Markonah duduk di seberang Gori membuat mereka berhadapan face to face tanpa wasit. Kedatangan Gori sesuai dengan janjinya dimana Gori mendapat permintaan tolong dari Markonah untuk mencaritahu keberadaan kekasih gelapnya Markonah yang bernama Dupret. Disebut sebagai kekasih gelap bukanlah tanpa alasan, Dupret memiliki kulit yang gelap, wajah buram serta mata belok seperti maling kena colok.

"Gori, sebenarnya aku gak enak jika tidak mau dikatakan risih karena terus terusan merepotkanmu, bahkan aku selalu membuatmu ikut larut dalam permasalahanku"

"Santai saja Konah. Kamu itu sudah aku anggap seperti saudara sendiri. Jadi jangan segan segan minta tolong padaku, karena aku juga tidak segan segan meminta rokok padamu, kan kita saudara?"

Markonah tersenyum getir mendengar penuturan Gori, ada rasa muak di hatinya, namun kemunafikan sudah menjadi bagian tak terpisahkan darinya sehingga wajahnya tetap tenang seperti artis sinetron yang memerankan tokoh antagonis.

"Kalau aku tidak salah dengar Konah, menurut info ring tinju sampai ring satu rerata mereka mengatakan padaku bahwa Dupret sudah tinggal serumah dengan seorang wanita yang sampai saat ini identitasnya masih dirahasiakan. Entah Mawar entah Bunga. Tapi yakin saja aku akan segera mendapatkan keterangan yang benar benar valid sehingga tidak mengecewakanmu" Setelah berucap begitu Gori langsung meyalakan rokok kretek tingwe hasil olahan Selsa's tobacco asal Temanggung yang terkenal citarasa tropisnya.

"Hubungan apakah kiranya Dupret dengan wanita perebut laki orang tersebut Gori?" Konah kembali bertanya.

"Sepertinya sih baru kumpul Onta, karena kalau kumpul kebo tak mungkin. Wanita yang bersama Dupret bodinya gak  segede kebo kok Mar".

oo00oo

Kita tinggalkan sejenak obrolan ngaco antar saudara ketemu gede Gori dan Markonah, kita telisik bagian lain di luar sana. Ya, tentang sosok Dupret sang kekasih gelap Markonah yang sudah tinggal serumah dengan wanita idaman lain selain Markonah.

"Dupret, aku sudah telat tiga bulan" Ucap wanita yang bersandar manja di bahu Dupret.

"Tenang saja sayang, aku akan tanggungjawab kok" Jawab Dupret gombal sambil membelai rambut kribo kekasihnya. "Sudah periksakan ke dokter belum sayang?" Sambung Dupret sambil terus terusan mengelus rambut kribo kekasihnya sampai rambutnya tambah kribo dan tak karuan rupa.

"Ngapain periksa ke dokter sayang?". Jawab sang kekasih sembari mengibaskan elusan tangan Dupret dari rambutnya.

"Lah katanya kamu sudah telat tiga bulan?". Kembali Dupret berkata.

"Aku telat bukan telat karena hamil sayang. Tapi motor matic yang kamu kreditkan buat aku itu sudah telat tiga bulan belum kebayar setorannya. Kan aku malu sayang sama tetangga kalau sampai ada debt collector bermuka sangar nyamperin rumah".

"Oh itu. Tenang saja sayang jangan khawatir, aku pasti membereskannya". Mendengar jawaban Dupret menyeruaklah senyum manisnya, iapun lalu memalingkan wajahna ke arah Dupret. Dupret menyambutnya dengan senyum memblenya, lalu keduanyapun hanyut dalam rasa haru biru seperti drama Korea, bibir keduanya saling bertemu dan terjadilah sebuah pelanggaran HAM (Hubungan Agak Mesum) yang sangat mengerikan.

Tidaaaaaak......... (backsound film horor)

ooOOoo

Kembali kepada Markonah yang masih dirundung gelisah, gundah gulana galau tak terkira. Setelah Gori meninggalkan rumahnya, Markonah lalu bergegas untuk menjemput mimpi. Setelah cuci tangan, kaki, terus wajah Markonah lalu ke kamarnya, namun sampai dini hari Markonah susah untuk memejamkan mata, barulah setelah Markonah mendengarkan lagu Tarling yang berjudul "waru doyong" ia bisa tertidur pulas. Pagi harinya tanpa sarapan, hanya makan telur asin dua dan ngemil lontong tiga juga lemper empat buah Markonah segera menuju garasi untuk mengambil motor bebeknya yang juga masih kredit. Setelah itu Markonah langsung memacu kendaraan 4 tak nya menyusuri perkampungan dan segera berkelebat meninggalkan jalan kampungnya dengan kecepatan suara. Beberapa tetangganya sempat mengacungkan kepalan tangan dan pacul karena merasa bising dengan knalpot motor milik Markonah, ada juga yang melemparkan gayung, kutang serta celana dalam karena jengkel, namun Markonah seolah tak peduli dan terus tancap gas.

Kemanakah arah tujuan Markonah? Kenapa dia begitu bersemangat memacu motor bebeknya? 

Bersambung...

Salam Kenthir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun