Mohon tunggu...
Arkan Arbiansyah
Arkan Arbiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penggunaan Bahasa dalam Komunikasi Non Verbal

12 Januari 2024   21:45 Diperbarui: 12 Januari 2024   22:03 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

b. Wajah mengkomunikasikan berminat atau tak ber-minat  pada  orang  lain  atau  lingkungan; 

c. Wajah  mengkomunikasikan inten-sitas keterlibatan dalam situasi-situasi;

d.Wajah mengkomunikasikan  tingkat pengendalian  individu  terhadap  pernyataan  sendiri;  dan  wajah  barangkali mengkomunikasikan adanya atau kurangpengertian.

Barata (dalam Karyaningsih, 2018.) mengungkapkan bahwa komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang diungkapkan lewat objek di setiap kategori lainnya (the object language), yang meliputi komunikasi menggunakan gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), serta komunikasi melalui tindakan atau gerakan tubuh (action language). Karyaningsih (2018) berpendapat bahwa komunikasi non-verbal merupakan bentuk komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, baik lisan maupun tulisan yang menggunakan tanda-tanda melalui tubuh, meliputi gerak tubuh, ekspresi muka, nada suara, dsb. Dengan lebih sederhana namun mengena, Samsinar & Rusnali (2017.) menyatakan bahwa komunikasi non-verbal adalah semua aspek komunikasi selain kata-kata. 

Fenomena menarik dari komuniksi non-verbal ini dapat ditemukan pada penelitian Albert Mahrabian (dalam Samsinar & Rusnali, 2017.) yang menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7% berasal dari bahasa verbal, 38% berasal dari vokal suara, dan 55% berasal dari ekspresi muka. Artinya, komunikasi non-verbal memiliki tingkat kepercayaan yang jauh lebih tinggi dari komunikasi verbal. Dengan demikian, komunikasi non-verbal merupakan instrumen penting dalam praktik komunikasi.

Jurgen Ruesch (Karyaningsih, 2018.) mengklasifikasikan isyarat non-verbal menjadi tiga bagian, yakni sebagai berikut.

  1.  Bahasa tanda (Sign language)
    Contohnya adalah acungan jempol untuk menumpang mobi; secara gratis; bahasa isyarat tuna rungu, dsb.
  2. Bahasa tindakan (Action language)
    Meliputi semua gerakan tubuh yang tidak digunakan secara eksklusif untuk memberikan sinyal, misalnya berjalan.
  3. Bahasa objek (object language)
    Contohnya meliputi pertunjukan benda, pakaian, dan lambing (hiasan telinga).

 

Sementara itu, menurut Hariyanto (2021.) dari berbagai studi yang pernah dilakukan sebelumnya, kode non-verbal dapat dikelompokkan dalam berbagai bentuk yang di antaranya adalah sebagai berikut.

 

1. Kinesis

Kinesis adalah kode nonverbal yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakan badan. Gerakan-gerakan badan dapat dibedakan atas lima macam meliputi:

  1. Emblems, adalah syarat yang punya arti langsung pada symbol yang dibuat oleh berakan badan;
  2. Illustrator, adalah isyarat yang dibuat dengan gerakan-gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu, misalnya besarnya barang atau tinggi rendahnya suatu obyek yang dibicarakan;
  3. Affect displays, adalah isyarat yang terjadi karena adanya dorongan emosional sehingga berpengaruh pada ekspresi muka, misalnya tertawa, menangis, tersenyum, dsb. Hampir semua bangsa di dunia melihat perilaku ini;
  4. Regulators, adalah gerakan-gerakan tubuh yang terjadi pada daerah kepala;
  5. Adaptory, adalah gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan. misalnya mengerutu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun