Mohon tunggu...
Arkan Alexei Andrei
Arkan Alexei Andrei Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMA Labschool Jakarta 2021

Antusias mengenai rekayasa buatan, ekonomi, serta memajukan negara.

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Licik Amazon untuk Menghancurkan Kompetitor

23 Oktober 2020   08:00 Diperbarui: 23 Oktober 2020   08:10 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robot gudang oleh Amazon / therobotreport.com

Lalu, apa hubungannya dalam upah minimum?

Mengikuti perkembangan teknologi yang semakin hari semakin tidak bergantung ke manusia, Amazon bisa menggeserkan sebagian tenaga kerja mereka ke robot yang lebih efisien, efektif, dan murah. 

Pertama, robot tidak perlu waktu istirahat atau makan. Yang mereka butuhkan adalah biaya maintenance yang mungkin datang setiap beberapa bulan sekali. Yang kedua, robot lebih presisi dalam mengerjakan tugas dan bisa diatur semau kita. Dan yang terakhir yang juga paling penting, robot tidak akan protes!

Liciknya dari Amazon, perusahaan yang setiap tahunnya menghasilkan $280,5 milyar USD, komplain ke pemerintah bahwa ini tidak adil. Dengan senang hati, Jeff Bezos mengumumkan bahwa harusnya semua perusahaan dan usaha di Amerika Serikat juga mengikuti upah minimum yaitu $15/jam. 

Dengan menggunakan pelobi, Amazon mampu mempengaruhi proses pembuatan undang-undang dengan "membayar" anggota parlemen untuk kepentingan mereka. Oleh karena itu, pemerintah AS setuju untuk meningkatan upah minimum dari $7,25 ke $15 pada 2025. Di mata publik, Amazon terlihat sebagai pahlawan yang ingin memperjuangkan hak buruh. Padahal, ini juga merupakan strategi mereka untuk menghapuskan kompetitor.

Hah, upah minimum bisa menghabiskan kompetitor?

Ya, sebenarnya Amazon sanggup membiayai peningkatan upah minimum tersebut. Namun, untuk bisnis-bisnis kecil atau UMKM belum tentu. Bagi mereka, peningkatan dalam upah minimum berarti memberhentikan karyawan atau mengurangi jumlah jam kerja. Apalagi untuk bisnis kecil yang profit marginnya sudah tipis.

Sebenarnya, Amazon tidak terlalu peduli terhadap peningkatan upah minimum tersebut. Mau $15 atau $150 mereka bisa mebiayainya. Hal terpenting adalah untuk semua pihak merasakan peningkatan upah tersebut agar penghasilan lebih sedikit atau mungkin bangkrut. Dan juga upah minimum yang tinggi akan menciptakan hambatan masuk (barrier of entry) yang memudahkan Amazon untuk tetap di atas dan kompetitor mereka dibawah.

Anak perusahaan Amazon serta kompetitornya / medium.com/@coolagecompany
Anak perusahaan Amazon serta kompetitornya / medium.com/@coolagecompany

Ironisnya, peningkatan upah minimum justru akan memperbesar kesenjangan upah. Karena pekerja keterampilan rendah sangat rentan terhadap PHK alhasil dari majikan yang tidak mampu mebiayainya. Akhirnya mereka terpaksa untuk menaikkan harga, mengurangi jam toko, atau beralih ke robot seperti Amazon. 

Justru akibat dari automasi ini adalah menaiknya permintaan untuk pekerja terampil tinggi seperti programmer, data scientist, dan sebagainya yang sudah mapan upahnya. Bahkan ada penelitian yang menyimpulkan bahwa kenaikan 10% dalam upah minimum bisa menaikkan penganggurang hingga 3.4%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun