Mohon tunggu...
arkaan daffa
arkaan daffa Mohon Tunggu... Seniman - Ada

Pelajar dengan segala keingintahuannya tentang sejarah, budaya, dan bahasa dunia.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Indonesia: Dalam Diplomasi Budaya Indonesia-Australia

13 Oktober 2020   11:00 Diperbarui: 13 Oktober 2020   11:27 629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu langkah dari Australia dalam mencapai hubungan yang harmonis tersebut ialah melalui diplomasi budaya tersebut. Australia sadar betul bahwa Indonesia yang berada di perbatasan utara -- nya memiliki sebuah potensi besar dalam hal Ekonomi dan militer di masa yang akan datang. 

Dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta penduduk, yang dimana bahkan Australia tidak dapat mencapai setengah dari jumlah penduduk Indonesia saat ini, membuat Australia harus tetap menjalani komunikasi yang baik dengan negara mitranya tersebut. Salah satu caranya ialah pendekatan budaya melalui pembelajaran bahasa indonesia.

Bahasa Indonesia yang merupakan cabang dari bahasa melayu saat ini telah memiliki hampir 260 juta penutur di seluruh Dunia. Menjadikan bahasa Indonesia menjadi bahasa yang paling banyak penuturnya di kawasan regional Asean dan Pasifik Barat. Dengan kepentingan ekonomi Australia terhadap Indonesia dan kepentingan faktor budaya -- pariwisata, menjadikan alasan mengapa Australia perlu untuk menggalangkan program tersebut. 

Pada tahun 2006, melalui Dewan Riset dan Departemen Pendidikan, Sains dan Pelatihan pemerintah Australia, resmi menjadikan 'bahasa indoneisa' sebagai bahasa strategis nasional. Dengan kata lain, pemberdayaan SDM yang mumpuni didalam negeri terus digalangkan oleh pemerintah Australia agar studi bahasa indonesia dapat dikembangkan melalui institusi -- institusi pendidikan, baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi.

Berdasarkan sejarah, bahasa Indonesia mulai diajarkan di Australia pada 1955 di Universitas Sydney dan Universitas Melbourne. Pembukaan kelas bahasa indonesia, dilatar belakangi oleh dimulainya hubungan diplomatik Indonesia -- Australia beberapa tahun belakangan dikarenakan konflik Indonesia -- Belanda pasca Indonesia memproklamasikan Kemerdekaannya. Ditambah juga situasi politik dalam negeri Australia yang saat itu tengah dikuasai oleh partai buruh, membuat parlemen lebih condong terhadap kepentingan kemerdekaan Indonesia daripada Belanda yang pada saat itu masih tergabung dalam sekutu perang dunia ke II. 

Pembelajaran bahasa Indonesia terus berkembang Hingga puncaknya pada tahun 1990an -- akhir runtuhnya pemerintahan Soeharto. Yang menyedihkan ialah, justru pasca reformasi berlangsung. Bahasa Indonesia mengalami pemrosotan jumlah peminat di Australia dikarenakan kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang sangat rentan dan lemah pada awal reformasi berlangsung. 

Krisis moneter 1997 -- 1998, pengunduran diri Soeharto, Konfrontasi Timur -- Timor, Bom bali 2002, dan rentetan permasalahan lainnya yang juga berdampak kepada risiko keamanan negara Australia sebagai tetangga dekat negara Indonesia. Namun hal tersebut dapat dipulihkan kembali pada 2006, yang menyatakan bahwa bahasa indonesia resmi menjadi bahasa strategis nasional Australia bersamaan dengan bahasa arab kala itu.

Sebenarnya tren penurunan minat bahasa indonesia di Australia terus berjalan dari awal tahun 2000-an pasca reformasi. Terdapat keyakinan bahwa jika hal tersebut dapat dilanjutkan, terdapat kemungkinan pula bahwa 10 sampai 15 tahun kedepan, bahasa indonesia hanya akan ada di negara bagian New South Wales dan Victoria saja, yang dahulunya terdapat di semua negara bagian dan wilayah teritori Australia.

Framing media australia dalam 2 dekade terakhir, membuat publik dari Australia sendiri merasa skeptis dengan negara Indonesia. Itu berdampak juga pada para pelajar Australia yang mengambil studi bahasa Indonesia atau sekadar belajar bahasa Indonesia. Layaknya problematika mahasiswa bahasa di seluruh dunia. Tingkat value dalam menentukan studi bahasa apa yang diambil, harus berdasarkan pada prospek ekonomi, politik, dan budaya dalam ranah diplomatik antara negara pelajar dengan studi bahasa negara yang akan diambil. 

Framing buruk media Australia dalam 2 dekade akhir ini sangatlah berpengaruh terhadap angka peminat bahasa indonesia di Australia, walaupun angka pariwisata negeri kanguru selalu meningkat tiap tahunnya, faktor eksternal dari negara Indonesia yang sudah terbiasa menggunakan bahasa Inggris memang memiliki cukup pengaruh terhadap prospek pekerjaan dari studi bahasa indonesia di Australia.

Fenomena yang terjadi pada hubungan sektor pendidikan Indonesia -- Australia ialah ketidak seimbangan angka pelajar Indonesia yang belajar di Australia dengan pelajar Australia yang belajar di Indonesia. Tentu telah disadari bersama, bahwa banyak sekali pakar di Indonesia, baik yang bergelut di bidang ekonomi, politik, maupun sosial yang pernah mengenyam bangku pendidikan di Australia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun