Mohon tunggu...
Kuntoro Tayubi
Kuntoro Tayubi Mohon Tunggu... Journalist -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah ruh, dan menebar kebaikan adalah jiwaku. Bagiku kehidupan ini berproses, karena tidak ada kesempurnaan kecuali Sang Pencipta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gedung Mako Lanal Tegal, Jejak TNI AL Pertama

12 Maret 2018   13:00 Diperbarui: 12 Maret 2018   13:06 2213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangunan kokoh berarsitektur Belanda itu berdiri tegak di persimpangan jalan. Tepatnya di sebelah selatan Kantor Pos Besar Kota Tegal. Gedung Mako Lanal Tegal ; salah satu saksi sejarah lahirnya angkatan laut Indonesia dan perkembangan Kota Tegalsejak 1914, tahun ia dibangun.

Menginjakkan kaki di komplek bangunan tersebut, nuansa sejarah langsung menyergap. Ciri khas Belanda masih tertinggal, pintu setinggi lebih dari dua meter dengan jendela besar menghiasi salah satu sisi gedung.

Konon bangunan tersebut awalnya merupakan bank yang digunakan Belanda saat menjajah tanah jawa di bagian utara tersebut. Dalam foto dokumentasi yang terpampang di Aula Sardjoe, markas TNI AL tersebut bekas National Hadels Bank NV.

Sumber: jateng.metrotvnews.com
Sumber: jateng.metrotvnews.com
Pertama kali beralih fungsi, bangunan tersebut menjadi kantor Yala Gita Dwi. Baru pada tahun 1960, Pangkalan Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) menggunakan bangunan tersebut. Kemudian kini digunakan lanal.

"Ada beberapa bangunan yang sudah pernah direnovasi," kata Perwira Staf Operasi Pangkalan TNI AL Tegal, Kapten Laut (P) Rully Tri Anggoro. Namun, renovasi yang dilakukan tidak mengubah bentuk asli bangunan.

Ia mengatakan, bangunan yang kini digunakan lanal tersebut merupakan saksi sejarah berdirinya angkatan laut di Indonesia. "Kota Tegal merupakan salah satu kota saksi sejarah berdirinya angkatan laut di Indonesia," kata dia.

Pangkalan TNI Angkatan Laut Tegal tumbuh dan berkembang di Kota Tegal dimulai dengan adanya Pangkalan Corps Armada IV (CA-IV) Tegal pada tanggal 14 Oktober 1945. Buku sejarah TNI AL periode perang kemerdekaan tahun 1945 -- 1950 mencatat tanggal 14 Oktober hingga 18 Oktober 1945 merupakan awal penggagas adanya pangkalan angkatan laut. 

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Saat itu, terjadi  pertempuran terus menerus di Semarang sehingga sebagian kekuatan TKR Laut Semarang mengundurkan diri dan berkonsolidasi di Tegal. Hingga pada 14 Oktober 1945, Oemar Said menggagas pendirian nama Pangkalan ALRI dengan nama Pangkalan ALRI CA.IV Tegal. 

Pangkalan tersebut beroperasi mulai dari Losari sampai Kabupaten Batang. Dalam sejarah perkembangannya Pangkalan CA IV Tegal mempunyai Sekolah Angkatan Laut (SAL) dan Sekolah Perwira (SP).

Jelang agresi militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947, Pangkalan CA IV Tegal secara operatif digabung dengan Pangkalan III Cilacap dan Corps Mariners. Namun dalam pertempuran di Sragi Semarang, Pangkalan IV Tegal terdesak dan mundur menuju daerah Kalibakung. 

Rully mengatakan Pangkalan CA-IV Tegal merupakan salah satu Pangkalan ALRI terbesar pada periode tahun 1945 hingga 1950. "Ada tujuh batalyon saat itu," katanya.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Pada tahun 1947 jumlah personil CA IV Tegal beranggotakan kurang lebih 5000 personil yang tergabung dalam 7 batalyon Corps mariners, 3 kompi PTL, unsur -- unsur armada dan staf Pangkalan Corps Mariners. Sedangkan pada tahun 1950 kekuatan  CA IV Tegal terdiri dari 4 grup dengan total anggota sekitar 2000.

Tahun 1950, sesudah penyerahan Kedaulatan RI oleh Belanda, pangkalan mendapat perintah Pangal untuk berangkat ke Surabaya.  Pangkalan CA IV Tegalkemudian dilikudasi dan dialihkan ke Surabaya. 

"Sedangkan daerah hukum CA IV Tegal diserahkan kepada kesatuan AD Resimen 13 / Devisi 3 Diponegoro," kata Kapten Laut yang juga menyukai sejarah tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun