Bangunan kokoh berarsitektur Belanda itu berdiri tegak di persimpangan jalan. Tepatnya di sebelah selatan Kantor Pos Besar Kota Tegal. Gedung Mako Lanal Tegal ; salah satu saksi sejarah lahirnya angkatan laut Indonesia dan perkembangan Kota Tegalsejak 1914, tahun ia dibangun.
Menginjakkan kaki di komplek bangunan tersebut, nuansa sejarah langsung menyergap. Ciri khas Belanda masih tertinggal, pintu setinggi lebih dari dua meter dengan jendela besar menghiasi salah satu sisi gedung.
Konon bangunan tersebut awalnya merupakan bank yang digunakan Belanda saat menjajah tanah jawa di bagian utara tersebut. Dalam foto dokumentasi yang terpampang di Aula Sardjoe, markas TNI AL tersebut bekas National Hadels Bank NV.
"Ada beberapa bangunan yang sudah pernah direnovasi," kata Perwira Staf Operasi Pangkalan TNI AL Tegal, Kapten Laut (P) Rully Tri Anggoro. Namun, renovasi yang dilakukan tidak mengubah bentuk asli bangunan.
Ia mengatakan, bangunan yang kini digunakan lanal tersebut merupakan saksi sejarah berdirinya angkatan laut di Indonesia. "Kota Tegal merupakan salah satu kota saksi sejarah berdirinya angkatan laut di Indonesia," kata dia.
Pangkalan TNI Angkatan Laut Tegal tumbuh dan berkembang di Kota Tegal dimulai dengan adanya Pangkalan Corps Armada IV (CA-IV) Tegal pada tanggal 14 Oktober 1945. Buku sejarah TNI AL periode perang kemerdekaan tahun 1945 -- 1950 mencatat tanggal 14 Oktober hingga 18 Oktober 1945 merupakan awal penggagas adanya pangkalan angkatan laut.Â
Pangkalan tersebut beroperasi mulai dari Losari sampai Kabupaten Batang. Dalam sejarah perkembangannya Pangkalan CA IV Tegal mempunyai Sekolah Angkatan Laut (SAL) dan Sekolah Perwira (SP).
Jelang agresi militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947, Pangkalan CA IV Tegal secara operatif digabung dengan Pangkalan III Cilacap dan Corps Mariners. Namun dalam pertempuran di Sragi Semarang, Pangkalan IV Tegal terdesak dan mundur menuju daerah Kalibakung.Â
Rully mengatakan Pangkalan CA-IV Tegal merupakan salah satu Pangkalan ALRI terbesar pada periode tahun 1945 hingga 1950. "Ada tujuh batalyon saat itu," katanya.
Tahun 1950, sesudah penyerahan Kedaulatan RI oleh Belanda, pangkalan mendapat perintah Pangal untuk berangkat ke Surabaya. Â Pangkalan CA IV Tegalkemudian dilikudasi dan dialihkan ke Surabaya.Â
"Sedangkan daerah hukum CA IV Tegal diserahkan kepada kesatuan AD Resimen 13 / Devisi 3 Diponegoro," kata Kapten Laut yang juga menyukai sejarah tersebut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H