Asisten Deputi dalam Situasi Darurat dan Pornografi Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak RI Dra Valentina Gintings MSi merasa perihatin karena disetiap bencana musti anak-anak dan perempuan yang menjadi korban. Baik itu bencana alam maupun bencana kemanusiaan, anak-anak dan perempuan selalu jadi korban akibat kelemahan dan ketidaktahuan yang dialami mereka.
"Yang lebih sulit adalah, bagaimana menghilangkan trauma pasca bencana," ujar Valen saat menyampaikan sambutan pada Pelatihan Kesiapan Keluarga Hadapi Bencana, di Pendopo Bupati Brebes, Kamis (8/3).
Proses kejiwaan anak-anak dan wanita yang belum siap menghadapi bencana jiwanya sangat terguncang. Boleh jadi bencana pertama, kedua dan ketiga akan tergiang terus dalam sanubari anak-anak dan perempuan.
Untuk itu, kata Valen, perlu dilakukan pelatihan perlindungan terhadap bencana sejak masih dini.
Dia membandingkan kalau anak-anak dinegara Jepang sudah terlatih bagaimana menyelamatkan diri ketika terjadi gempa bumi. Anak-anak di Negara Sakura sudah tahu kalau terjadi gempa akan lari ke kolong meja ketika sedang sekolah atau lari ke titik kumpul yang sudah diarahkan oleh orang yang lebih dewasa.
"Di Jepang, disetiap pertemuan didahului dengan pengenalan area gedung dan tata cara penyelamatan diri, missal kemana harus pergi ketitik kumpul," ucap Valen yang pernah mengalami bencana gempa di Jepang saat berada dilantai 9 di sebuah gedung.
Namun, ketika gempa melanda Jakarta dan berada di kantornya sendiri sangat panic karena tidak pernah ada yang mengerahkan ke titik kumpul.
Menurutnya, semua Negara berpotensi bencana termasuk Indonesia bahkan Brebes. Dalam tahun ini, Kabupaten Brebes menempati urutan ketiga terjadinya bencana dan menelan korban yang mencapai lebih dari 13 meninggal dunia dan puluhan ribu mengungsi.
Selain Sinabung, Asmat, juga Brebes mengalami bencana yang menyisakan berbagai problem dan harus dipulihkan dengan memakan waktu yang lama.
Dia tidak bisa membayangkan, kalau 700 warga Sinabung mengungsi hingga lebih dari 7 tahun lamanya. Tentunya kondisi pengungsi tidak menjadi baik, justru semakin memburuk.