Kekasihku adalah pelangi yang datang tiba-tiba
Di pagi yang kelabu atau senja yang malu-malu
Di balik senyumnya yang lembut tersimpan badai kecil
Mengubah langit dari biru menjadi abu-abu
Ada hari dimana tawanya seolah jadi api
Membakar beku jarak diantara kami
Lalu tiba-tiba, ia jadi hening
Bagai malam yang bebas dari suara bising
Kadang, ia adalah gerimis manja yang tak kenal waktu
Di sisi pipinya tergantung bintang kecil
Berkilau dalam gelap, keluar dari penat
Air mata adalah bukti
Bahwa hatinya rapun namun hangat
Aku mencintainya di setiap gulir musim
Di detik-detik dimana ia berubah tanpa peringatan
Meski kadang sulit memegang angin
Aku ingin selalu di sana, mengiringi setiap langkahnya
Karena di matanya, aku temukan warna yang tak pernah pudar
Sinar binar memancar
Meski badai datang atau cerah menghampiri
Ia adalah pelangi yang hadir dalam sepi
Membuatku terus jatuh cinta, lagi dan lagi
Kalam Awam
Yogyakarta, 13 November 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H