Mohon tunggu...
Arjunnajih
Arjunnajih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dinding Dalam Diri

17 November 2024   20:59 Diperbarui: 17 November 2024   23:41 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: math

Ada dinding di dalam dirinya

kokoh tak mampu ia robohkan

Bahkan dengan kelembutan suaraku yang paling pelan

Dengan sabar jemariku mengetuk

Ia tetap menjaganya tanpa rasa kantuk

Aku melihat lelah dimatanya

Bersembunyi di balik senyum yang dipaksakan

Ada badai yang ingin ia lawan sendiri

Di saat dunia menekannya, dalam diam yang sunyi

Aku mendengar kekalutan dalam napasnya yang berat

Disembunyikan, ia jaga dengan hebat

Banyak yang tak terkatakan

Seperti rahasia yang ia simpan dalam genggaman

Seperti beban yang tak ingin dibagi

Entah takut membebani, atau aku belum dipercayai

Padahal aku ingin sekali merengkuhnya

Mengurai benang-benang kusut di hatinya

Atau hanya menjadi tempat ia beristirahat

Berbisik sembari memberi pelukan hangat

"kepalamu nampak berat, sandarkan pada kasihmu"

"lepaskan, hempaskan, serahkan beban itu padaku"

Namun ia adalah angin yang sulit kurengkuh

Terbang dari satu beban ke beban lain

Dengan senyum yang sesekali hilang

Dan mata yang tak mau menangis di hadapan

Aku mencintainya, meski ia berlari sendiri dalam kepayahan

Mencoba kuat di atas penderitaan

Aku hanya berharap, kelak ia tahu

Bahwa bahunya tak perlu selalu menanggung

Karena di sini, di sisimu

Ada hati yang siap menampung

Gemuruh riuh, dentang tak berdengung

Tiap patah dan retakmu yang tak terhubung

Padaku, kasihmu

Di sini, di sisimu

Kalam Awam

Yogyakarta, 14 November 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun