Untuk tes darah dilakukan satu minggu sebelum operasi dan tanpa puasa. Setelah waktunya tiba satu hari sebelumnya pasien harus menginap di rumah sakit, katanya itu prosedur dari BPJS hal ini dikarenakan sebelum operasi pasien tidak boleh makan, dalam rangka mengontrol kondisi pasien akhirnya harus rawat inap di rumah sakit, sama halnya pasien yang lain, akan di berikan selang infus, jatah makan dll. pada saat itu pacar saya jam 7 malam di pasang suntik infusnya, baru cairannya dipasang pada jam 12 malam. Di hari kedua di RS, setengah 8 pagi ia masuk ruang operasi, jam 8 pelaksanaan operasi, pacar saya waktu itu bilang bahwa ia tidak merasakan apa - apa ketika operasi ia hanya mendengarkan dokternya menghitung 123 setelah itu ia tertidur karena dibius total jam 9 dia sudah keluar ruang operasi, wajahnya pucat dan terlihat sangat lelah, setelah itu ia tidur seharian. Dan menunggu obat pasca operasi dari dokter. Dan jam 8 malam baru pulang.
Pasca pemeriksaan ia kontrol 1 kali untuk melihat kondisi luka pasca operasi.setelah itu sudah tidak melakukan kontrol lagi. Memang dada akan terasa seperti gatal, karena itu proses luka mongering, dan akan ada satu simpul yang awalnya tidak bisa melebur dengan kulit, tetapi setelah sekitar 1 bulan simpul itu sudah hilang.
Untuk masalah biaya jangan khawatir, karena BPJS semua yang mencover jadi pacar saya hanya menghabiskan sekitar 20.000 rupiah untuk ongkos parkir motor bolak – balik kerumah sakit dan juga foto copy untuk administrasi.
Menurut dokter yang memeriksa, FAM bisa berpotensi untuk balik lagi karena itu merupakan tanda ketidak seimbangan hormone dan pola hidup, sehingga mari perbaiki pola hidup kita yang awalnya makan sembarangan menjadi hidup lebih sehat..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H