Bagi seorang wanita, ketika ada benjolan yang tidak wajar terutama di daerah payudara menjadi sesuatu hal yang menakutkan, kepikiran sampai menimbulkan badan kurus, apa yang mereka takutkan ketika ada benjolan, pertama, benjolan itu kanker, kalau kanker maka pasti payudara akan diangkat, kedua benjolan itu bisa mengakibatkan kematian.
Kalau dari sudut pandang saya sebagai pasangan juga mengalami kekhawatiran tapi bukan ketakutan, hehe
Ketika ada bejolan yang ada di payudara, bolehlah kalau mengalami ketakutan, tetapi ketakutan itu harus dibuktikan dengan pemeriksaan, datangi dokter terdekat, bisa puskesmas atau dokter umum, pacar saya waktu itu karena menggunakan BPJS ia diperiksa di puskesmas dan direkomendasikan dirumah sakit umum di Surabaya.
Saat pemeriksaan, sebagai cowok pasti ada pikiran lah bagaimana cara dokter untuk memeriksa, tetapi pikiran itu tertepis, karena untungnya dokter yang memeriksa cewek, Alhamdulillah..
pemeriksaan pertama di puskesmas, diberikan beberapa pertanyaan oleh dokter. Pertanyaan pertama, sudah berapa lama benjolan tersebut ada. Kedua apakah benjolannya sakit atau terdapat luka di sekitar area payudara. setelah diperiksa akan diberikan surat rekomendasi dari puskesmas, perlu dicatat, sebagai peserta BPJS harus memiliki pengetahuan mengenai rumah sakit yang dirasa mampu mengatasi penyakit FAM ini, berdasarkan rekomendasi teman saya yang juga dokter, ia menyarankan untuk memilih rumah sakit yang memiliki spesialis onkologi.
Ketika jawaban anda benjolan tidak merasa sakit dan sudah lama terasa tetapi besarannya masih kecil, hal ini terdapat beberapa diagnose, tetapi pada saat itu pacar saya langsung divonis sama dokter bahwa itu adalah FAM (fibroadenoma mammae). Tidak perlu waktu lama ketika periksa hanya 15 menit saja, yang lama pasti antrinya.
Tidak pikir panjang saya langsung menyuruhnya untuk kerumah sakit agar nantinya tidak bertambah besar benjolannya. Pada saat itu saya menakut – nakutinya jika bertambah besar nanti semakin panjang bekas operasinya
Untungnya ia mau untuk segera periksa ke dokter, setelah meminta rekomendasi ke rumah sakit, ia langsung diperiksa oleh spesialis bedah Pemeriksaan pertama di periksa seperti di puskesmas kemudian diberikan surat keterangan untuk  pemeriksaan USG, Rotgen dan tes darah dan langsung diagendakan untuk melakukan operasi.Â
Fungsi tes USG dalam rangka untuk mengetahui posisi secara pasti benjolan yang menempel dan juga ukuran dari FAM . . sehingga pembedahannya juga tidak terlalu lebar. sedangkan fungsi rotgen dan tes darah saya tidak tahu seoalnya tidak di jelaskan dokternya. . hehe
Jumlah benjolan di payudara beragam, dalam satu payudara bisa berjumlah lebih dari satu, ada yang 4, ada yang . bahkan tidak hanya di satu payudara saja, di kedua payudara juga berpotensi memiliki FAM. untunglah pada saat pemeriksaan USG, saya merasa bersyukur bahwa FAM pacar saya hanya 1 buah dan tidak terlalu besar, hanya 2 cm..
Setelah menjalani pemeriksaan di rumah sakit kemudian menunggu tanggal operasinya. Jarak operasi bisa sampai satu bulan atau satu bulan setengah, pernah saya tanya kepada perawat yang ada disana, Â katanya agenda ditentukan sama dokternya, karena banyak pasien lain dan juga tingkat keparahan dan kemudahan dalam menjalankan operasi.
Untuk tes darah dilakukan satu minggu sebelum operasi dan tanpa puasa. Setelah waktunya tiba satu hari sebelumnya pasien harus menginap di rumah sakit, katanya itu prosedur dari BPJS hal ini dikarenakan sebelum operasi pasien tidak boleh makan, dalam rangka mengontrol kondisi pasien akhirnya harus rawat inap di rumah sakit, sama halnya pasien yang lain, akan di berikan selang infus, jatah makan dll. pada saat itu pacar saya jam 7 malam di pasang suntik infusnya, baru cairannya dipasang pada jam 12 malam. Di hari kedua di RS, setengah 8 pagi ia masuk ruang operasi, jam 8 pelaksanaan operasi, pacar saya waktu itu bilang bahwa ia tidak merasakan apa - apa ketika operasi ia hanya mendengarkan dokternya menghitung 123 setelah itu ia tertidur karena dibius total jam 9 dia sudah keluar ruang operasi, wajahnya pucat dan terlihat sangat lelah, setelah itu ia tidur seharian. Dan menunggu obat pasca operasi dari dokter. Dan jam 8 malam baru pulang.
Pasca pemeriksaan ia kontrol 1 kali untuk melihat kondisi luka pasca operasi.setelah itu sudah tidak melakukan kontrol lagi. Memang dada akan terasa seperti gatal, karena itu proses luka mongering, dan akan ada satu simpul yang awalnya tidak bisa melebur dengan kulit, tetapi setelah sekitar 1 bulan simpul itu sudah hilang.
Untuk masalah biaya jangan khawatir, karena BPJS semua yang mencover jadi pacar saya hanya menghabiskan sekitar 20.000 rupiah untuk ongkos parkir motor bolak – balik kerumah sakit dan juga foto copy untuk administrasi.
Menurut dokter yang memeriksa, FAM bisa berpotensi untuk balik lagi karena itu merupakan tanda ketidak seimbangan hormone dan pola hidup, sehingga mari perbaiki pola hidup kita yang awalnya makan sembarangan menjadi hidup lebih sehat..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H