Mohon tunggu...
Ulis Zuska
Ulis Zuska Mohon Tunggu... -

Ibu yang tengah berusaha mendokumentasikan lembar lembar karya yg tercecer

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ramadhan

5 Agustus 2011   11:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:04 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selesai berbuka dan sholat maghrib aku bersiap siap untuk ke meunasah mengikuti sholat taraweh.

Hehehehe ini satu lagi yang juga sangat aku rindu....aku dan kawan kawanku selalu membawa "bekal" dari rumah masing masing, karena memamg kami anak kampung tentulah "bekal" yang dibawa juga ala kampung, ada yang membawa jeruk, jambu, kue2 jajan pasar untuk kemudian dimakan bersama sama...biasanya kita mulai saling membuka bekal pada saat ustad naik mimbar dan memberikan tausyiah nah pada saat itu pula kita ber aksi hmmm...

Kami tidak mendengarkan lagi apa yang menjadi topik pembahasan ustad di depan, saat itu kami tidak mengerti yang kami tau saat itu kita bahagiaaa...sesekali walaupun suara kami telah diperkecil volumenya, masih juga terdengar bisik bisik jenaka dan tertawa kecil ala anak bau kencur...dan kami ditegur oleh orang orang tua yang sedang tekun mendengarkan tausiah.

Pada saat itu kami diam sejenak....setelah suasana agak kondusif kita mulai lagi dengan kegiatan tukar menukar "bekal" nikmat ala kampung tadi...

Ooh...Ramadhan karim...kau selalu membuatku rindu, rindu akan berbagai hal yang tak kan mungkin kutemui lagi.aku rindu  akan malam 17 ramadhan, malam nuzulul quran..biasanya pengurus meunasah selalu membuat berbagai kegiatan untuk memperingati malam suci itu, bapakku adalah orang yang sering menjadi panitia malam nuzulul quran.

Selalu ada perlombaan pembacaan ayat ayat suci al quranul karim,lomba adzan, lomba baca puisi puisi islam dan aku adalah salah satu peserta lomba juga saudaraku...

Moment itu selalu menyenangkan,karena meunasah menjadi lebih meriah, karena bapak bapak dan ibu ibu yang tidak rutin datang ke meunasah, akan datang juga karena melihat anak2nya ikut lomba...

suasana menjadi agak tegang pada saat pengumuman pemenang dibacakan...deg deg an huuuu....tapi biasanya aku dapatlah salah satu hadiah yang disiapkan dan sudah jelas itu baca puisi horee...padahal seingatku hadiahnya itu tak terlalu  istimewa bila dibawa ke masa kini, tapi kala itu bagi anak kampung sepertiku hadiah adalah HADI AH! luar biasa....

oh...indahnya baleatuku, indahnya masa kekampunganku.

Dan ramadhan ini pak...mak...setelah tiga puluhan tahun itu berlalu, tanpa ritual manis itu...aku tetap menjalankan ramadhan mubarrak ini dengan caraku sendiri.

Sesak rasanya dadaku membayangkan wajahmu mak...kini kau berada dialam lain. Robb tempatakanlah wanita mulia dan solehah ini ditempat yang terpuji...amalan luar biasamu menjadi prasasti dihidupku...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun