Disampaikan oleh : Ranty Wiliasih, S.E. M.Si.
#sesi diskusi
Industri halal menjadi tren dunia saat ini. Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbanyak. Indonesia menyumbang 12,7% populasi muslim di dunia.Industri halal memiliki peran strategis dalam meningkatkan perekonomian. Dengan cara mengembangkan sektor sektor yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengembangan industri halal di Indonesia. Diantaranya sektor fashion, sektor pertanian, dan sektor pariwisata.
Industri Halal Sektor pertanian
Terdapat beberapa regulasi pemerintah mengenai produk halal bidang pertanian, diantaranya adalah:
- UUNo. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
- jaminan halal bagi produk barang gunaan yang berasal dari hasil pertanian (RPH)
- Permentan No. 50 Tahun 2011
- PP No. 95 Tahun 2012,
- Permentan No. 13 Tahun 2010 Pasal 4, 6, dan 41
- PP No. 95 Tahun 2012 Pasal 18 dan 21
- PP No. 69 tahun 1999
Terdapat beberapa manfaat sertifikasi halal pada produk, khususnya industri pertanian:
1. Menjamin keamanan produk yang dikonsumsi Menjamin pelaksanaan kesejahteraan hewan (mencakup perawatan, pemeliharaan, dan penyembelihan)
2. Mampu menentramkan masyarakat dari isu sensitive
3. Memberi keunggulan komparatif
4. Melindungi produk dalam negeri dari persaingan global
Industri Halal Sektor Pariwisata
Konsep Pariwisata halal yaitu terdiri dari diseminasi ramah keluarga, layanan dan fasilitas ramah muslim, dan kesadaran akan produk wisata halal.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil destinasi wisata halal terbanyak di tingkat global. Sampai tahun 2020, Indonesia dan Malaysia menempati urutan tertinggi dengan jumlah 78 destinasi wisata halal.
Indonesia memiliki nilai lebih yang dapat menguatkan korelasi perlindungan kelestarian lingkungan yang tercantum dalam SDGs dan pengembangan industri halal di klaster pariwisata. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang yang tinggi unutk menerapkan halal industry di sektor pariwsiata.
Terdapat 10 provinsi yang ditetapkan sebagai sentra pariwisata halal di Indonesia, yaitu:
1. Aceh : Banda Aceh dan Aceh Besar untuk budaya yang meliputi atraksi unggulan Masjid Raya Baiturrahman, Pantai Lampuuk.
2. Riau dan Kepulauan Riau: wisata masjid seperti Masjid Agung Annur
3. Sumatera Barat : Bukittinggi (Jam Gadang, dll), Padang (Jembatan Siti Nurbaya, dil)
4. DKI Jakarta : Kota Tua, Monas, Situ Babakan, dan Kepulauan Seribu
5. Jawa Barat : Bogor, Sukabumi, Karawang, Metro Bandung, Bandung Raya, Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan) dan Cianjur.Â
6. Jawa Tengah : Masjid Agung Demak, Sentra Batik Demak, Hutan Mangrove Morosari Sayung, Pantai Morosari, dll.
7. Yogyakarta : Masjid Gede Kauman, Kebun Buah Mangunan, Kota Gede, Taman Sari, Gedung Agung, dil.
8. Jawa Timur : Kabupaten Sumenep, Kabupaten Banyuwangi (Pulau Santen), dllÂ
9.Nusa Tenggara Barat : sebagian besar di wilayah Lombok, seperti Masjid AlRaisiyah
10. Sulawesi Selatan : Masjid Terapung Amirul Mukminin, dll
Indonesia sebagai salah satu Negara dengan penduduk muslim terbanyak, tentunya memiliki potensi tinggi untuk menerapkan dan mengembangkan industry halal. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan beberapa sektor halal di bidang fashion, pertanian, dan pariwisata.
Di sektor fashion, nilai ekspor produk fashion dalam negeri mengalami trend yang terus meningkat sebesar 10, 48%, yaitu dari US 11,28 Miliar pada tahun 2012 menjadi US$ 16,24 miliar hingga akhir 2016. Sementara itu, selama bulan Januari-Juni 2017, transaksi ekspor fashion yang sudah terbukukan sebesar US$ 7,9 miliar atau setara Rp. 102,7 triliun (kurs Rp13 ribu).Â
Di bidang pertanian, Indonesia menyumbang potensi terhadap pasar dari produk halal dunia mencapai 19% dari 63% potensi total yang dimiliki Asia. Selanjutnya, industri pangan halal mencapai laju pertumbuhan sebesar 7% per tahun. Di bidang pertanian Di bidang pariwisata, Kontribusi industri pariwisata halal terhadap total pasar syariah di Indonesia rata-rata per tahun mencapai USD 9, 85 Miliar. Nah dari ketiga sektor ini, maka terlihat dengan jelas bahwa Indonesia memiliki potensi yang tinggi di dunia industry halal
#sesi materi
Di indonesia fashion terus mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dari nilai ekspor produk fashion dalam negeri mengalami trend yang terus meningkat sebesar 10,48 %, yaitu dari US 11,28 M liar pada tahun 2012 menjadi US$ 16,24 miliar hingga akhir 2016. Sementara itu, selama bulan Januari Juni 2017, transaksi ekspor fashion yang sudah terbukukan sebesar US$ 7,9 miliar atau setara Rp. 102,7 triliun (kurs Rp13 ribu).
Perkembangan ekonomi syariah terus memasuki trend yang postitif. Secara tidak langsung, hal ini merupakan angin segar bagi umat Islam, dikarenakan setiap sendi kehidupan akan berubah ke arah hukum islam yang di dambakan umat islam.
Sektor kosmetik Indonesia juga sudah ada Wardah yang menjadikan halal sebagai jargon utamanya dalam meraih pangsa pasarnya dengan didukung oleh halal fashion melalui jargon hyaber bag endorsernya. Karena gaya hidup berpakaian yang baik dapat mendukung kehidupan sosial yang harmonis dan bahwa anak muda jaman now harus mengetahui nilai nilai halal dalam kehidupan sehari hari sehingga mereka bisa familiar dengan istilah halal lifestyle, contohnya dengan mengembangkan hijab Iifestyle.
Yang dimaksud dengan industri adalah mata rantai selanjutnya dan usaha-usaha penghasil bahan mentah atau bahan baku kemudian diubah barang jadi sebagai produk akhir untuk dijual kepada konsumen akhis. Disebut sebagai mata rantai, karena terdapat struktur dari hulu ke hilr yang mendasari suatu industri. Contoh Mata rantai industri tekstil : kapas>> benang>> kain>> garment>> baju
Bagaimana dengan struktur industri halal?
sebuah penelitian memperkirakan pada tahun 2050 penduduk muslim dunia mencapai 2.76 milyar orang. Banyak orang mengira bahwa halal hanya meliputi soal pangan. Pada kenyataannya halal lebih luas dari sekedar pangan. Halal menjadi sebuah imdustri baru dikarenakan cakupan skala konsumen muslim global yang luar biasa besar perspektif pasar
Menurut Matrade Malaysia 2011
. Market Value tahunan untuk sektor halal food dan non food trade sebesar 2,77 triliun dolar
. Market Value tahunan untuk sektor halal food sebesar 550 miliar dolar dan menjadi sektor terbesar dibandingkan sektor lainnya
.populasi muslim dunia di perkirakan mencapai 1.83 miliar
. populasi muslim asia di perkirakan mencapai 1 miliar
Sektor utama industri halal
Halal marketshare 2016 menurut statista.com
1. islamic finnace sebesar 43%
2. food sebesar 36%
3. fashion 7%
4. media & recreation 6%
5. tour&travel 4%
6. cosmetic 2%
7. farmasi 2%
Prediksi halal marketshare dimasa mendatang
Meski secara sektor, pangan dan keuangan syariah mendominasi industri. Namun ke depan, kontribusi industri halal terbesar justru bersumber dari sektor
1.kosmetik/perawatan (177 milyar USD) dan
2. produk pertanian (41,5 milyar USD)
Subsektor industri halal
Dampak dari pertumbuhan industri halal pada sektor utama pada gilirannya turut mengembangkan subsektor industri halal yang mencakup:
- Pemasaran Halal (Halal Marketing)
- Rantai pasok halal (Halal Supply chain) Logistik halal (halal logistics)
- Manufaktur halal (Halal manufacture)
- manajemen Hotel dan RS syariah/halal (Halal Hospitality management)
- Kemasan halal (halal packaging) " Halal branding
. Indonesia berencana mengembangkan halal logistics menyusul ketertinggalannya dengan malaysia dan belanda. Contoh halal logistics : kalau ada pengiriman barang dari luar negeri, terpisah antara barang halal dan haram mulai turun dari kapal sampai masuk ke perusahaan importir ,
Di kawasan industri pun dipisahkan antara perusahaan yg memproduksi makanan halal dan tidak halal
Alasan dibalik perkembangan subsektor industri halal tersebut bukan semata-mata karena faktor kepatuhan kepada ajaran Islam, melainkan juga faktor bisnis. Lembaga konsultan global Ernst & Young (EY) sejak tahun 2010 telah memiliki layanan pemasaran islami yang mengkhususkan pada praktik branding /pemasaran merk perusahaan sesuai nilai-nilai ajaran Islam.Â
Negara-negara non-muslim seperti Brazil, India, AS, Cina, Thailand, Australia bahkan kini menjadi negara eksportir daging dan makanan halal terbesar dunia, dengan negara-hegara muslim sebagai importir nya. Negara negara non-muslim seperti Korea Selatan dan Jepang kini makin gencar mempromosikan panwisata mereka ke negara-negara muslim, salah satunya dengan memfasilitasi lebih banyak warung makan halal di lokasi lokasi wisata mereka. Bahkan penelitian HyunSeo Park (2017) mengemukakan terdapat korelasi positif impor daging, dan makanan halal ke Korea Selatan terhadap peningkatan jumlah wisatawan muslim
Di korea orang yang beragama hanya 20%, namun industri halal berpotensi untuk dikembangkan karena penggemar kpop banyak dari indonesia yang mayoritas penduduknya muslim dan ada animo untuk berwisata ke korea.
Dan Untuk masuk ke pasar Indonesia harus punya sertifikat halal sedangkan potensi pasar Indonesia sangat besar, dan mereka ingin penetrasi pasar kosmetik dan halal food
pertanian sangat berpotensi untuk berkembang karena pertanian sumber dari segala sesuatu dan menjadi hulu daei segala sektor, sedangkan sektor 2 lainnya juga berkembang dan berimplikasi ke sektor pertanian. . Bisnis pertanian tantangannya besar dan resikonya tinggi.
Berdasarkan pemaparan di atas, bahwa halal value chain saling terkait satu sama lain. Dukungan di satu sektor akan meningkatkan yang lain sebagaimana contohnya di korea selatan Impor daging halal berkorelasi positif dengan meningkatnya industri wisata halal (muslim friendly tourism). Demikian juga meningkatnya industri film dengan konten Islami akan meningkatkan permintaan akan fashion dan kosmetik halal juga. dst
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI