Mohon tunggu...
A J K
A J K Mohon Tunggu... ada saja di rumah, gak kemana-mana koq... -

mantan calon penulis

Selanjutnya

Tutup

Drama

Kamu Sarjana Bukan? Jangan Mau Jadi Kuli

1 Januari 2012   23:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:28 1045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1326245439674732976

"Dikmas; mampir dulu sini. Kita ngopi bareng-bareng" ucap Mas Kusma pagi tadi saat saya berjalan pelan melewati pagar luar pekarangan rumahnya. Lelaki jawa setengah baya itu sendiri duduk bersila membelakangi matahari. Tetes embun di rimbun daun mangga dan angin dingin sisa hujan semalam; tak sedikitpun membuatnya untuk kembali mengenakan kaos putih oblongnya yang terlipat kusut di atas dipan bambu. Mas Kusma; telanjang dada.

"Sudah dapet kerjaan?" Tanya Mas Kusma membuka percakapan, tampak kepul nikotin putih menguning berhambur dari sudut bibirnya. Membuat siulet seperti pendar pelangi saat beradu dengan merah warna mentari.

"Belum Kangmas" jawabku singkat.

"Dia juga sarjana kan?" Telunjuk berbatu ali besarnya menunjuk Mega yang berdiri di seberang lapang kecil sana. Seorang perawan ayu kembang kampung sini; Si pemilik kulit sawo matang dan senyumnya semanis kepul kopi yang kini tampak menggoda di cangkir kecilnya Mas Kusma. Saya mengangguk.

"Dia juga masih nganggur. Sama sepertimu" lanjutnya. Saya cuma berdiam. Sesaat; Mbak Areth -Istrinya- menghampiri kami dengan senampan banyak ubi rebus panas dan segelas kopi hitam. Akhirnya; senyum Mega yang sedari tadi membayang; kini makin tampak nyata menari-nari di depan mataku.

"Silahkan diminum kopinya Dikmas Jaka" Mbak Areth pun kini duduk di samping kanan Mas Kusma.

"Makasih Mbak. Gimana Dhani?" tanyaku.

"Itulah Dikmas Jaka. Kasihan si Dhani; Ini kali ke-tiga dia gagal lolos ujian masuk Akademi Haha Hehe. Gagal maning-gagal maning" jawab Mbak Areth. "Padahal kami udah de-pe-in dia sama seseorang petingginya di pusat. Kata dia sih ada seorang lain yang nge-bomb lebih gede"

Tampak gurat kekecewaan menggores di kerut putih tanpa bedak yang mengoles wajahnya; khas wajah sunda. Apalagi saat dia selesai bercerita bahwa uang de-pe itu cuma bisa dikembalikan setengahnya; sudut matanya jadi sedikit berair. Saya cuma manggut-manggut. Meski keluarga Mas Kusma ini terbilang cukup mapan; namun akhir-akhir ini mereka banyak ditimpa musibah. Terakhir; mobil barunya raib dicuri orang. Mas Kusma sendiri adalah seorang pengusaha kontraktor yang nebeng di sebuah perusahaan tekstil besar di kampung kami. Usahanya maju; dulu. Sekarang sudah agak seret job katanya.

"Zaman sudah edan. Cari kerja sekarang susahnya minta ampun. Pengen jadi pegawai negeri mesti siap duit dan koneksi. Ngelamar ke perusahaan swasta sekarang; gak ada jaminan buat masa depannya. Kontrak 6 bulan langsung ditendang" kata Mas Hadi panjang lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun