“Kau ini sensitif sekali Kadir, kejadian di negaramu aku memang ada andil, karena itu memang sudah tugasku, namun kau juga perlu tau ada juga manusia yang membuat kekacauan itu tanpa aku bersusah payah membuatnya berbuat itu!”
“Bagaimana bisa?”
“Bisa saja, Kesombongan adalah bakat manusia yang paling aku sukai, kepada manusia ini cukup kami kipas-kipas bahwa apa yang dimilikinya terlalu berharga, perjuangan untuk bisa memilikinya bisa membuat manusia itu akan timbul marah bila yang dimiliki itu dilecehkan sesama orang lain”.
“Apa saja hal yang akan membuat manusia marah?”
“Cuma tiga, Ilmu, harta dan keturunan, Apakah kau akan marah bila kesebut bodoh, pendidikanmu SMA saja kan?, Apakah kau akan marah bila kesebut miskin, nyatanya kau memang miskin kan, kalau kau kaya, kau akan membayar orang untuk mengantikan tugas ronda, orang kaya di kampungmu melakukan itu kan, terakhir untung kau belum menikah, namun apakah kau akan marah jika ada yang berkata buruk tentang orang tuamu?”
“ Aku paham dengan apa yang kau sebutkan tadi, akan ada manusia yang marah jika tiga hal itu diusik, namun jika kesombongan yang membuat mu senang, hal apa yang membuatmu takut?”
“Pertanyaan sulit. Kami akan takut jika akan ada manusia yang yang akan menjadi pencerah umat manusia, yang pengaruhnya bisa membuat tugas kami menjadi sulit, bahkan tak bermakna!”
“Maksudmu para pemuka agama?”
“Tidak semua pemuka agama akan menyandang gelar pencerah itu, namun ya salah satunya dari golongan mereka!”
“Salah satu?, adakah golongan lain selain mereka?”
“Tentu saja Kadir, jangan bodoh, gelar pencerah yang kami berikan kepada manusia bisa berasal dari golongan selain pemuka agama, dan golongan itu bisa dari profesi lain, aku enggan menyebutkan yang lainnya itu!”