Dalam permainan sepakbola tidak terlepas dari strategi dan taktik, ada istilah strategi yang sering sekali terdengar, penggemar sepakbola pasti sudah tidak asing lagi dengan Tiki Taka dan Gegenpressing. Kedua strategi tersebut dipopulerkan oleh dua pelatih hebat yakni Pep Guardiola dan Jurgen Klopp. Dari kedua strategi tersebut sudah memberikan hasil dengan menjuarai liga domestik, Â liga Champions dan kejuaraan lainnya. Lalu strategi manakah yang lebih unggul?Â
TIKI TAKA
Awalnya Tiki-taka merupakan adaptasi dari konsep Total Football Belanda milik Johan Cruyff. Lalu, tiki-taka menjadi gaya permainan khas dari Barcelona era Pep Guardiola yang kemudian mempengaruhi gaya bermain timnas Spanyol.Â
Gaya permainan tiki-taka merupakan permainan penguasaan bola yang memuat operan pendek cepat dan rapi. Prinsip tiki taka adalah penguasaan bola. Permainan umpan pendek yang dimaksud bertujuan untuk menggerakkan musuh, bukan bola. Karena pada dasarnya umpan pendek yang dilakukan bertujuan agar lawan ikut bergerak yang otomatis membuka ruang meski sekecil mungkin. Tim yang memainkan strategi tiki-taka memiliki penguasaan bola yang lebih unggul.Â
Kelebihan Tiki Taka
Pertama, tim yang menggunakan tiki taka akan memiliki penguasaan bola yang lebih unggul sehingga kesempatan lawan untuk menguasai bola dan mencetak gol sangat kecil.
Kedua, Koneksi Lebih Kuat. Penguasaan bola yang sering berpindah dari satu sisi ke sisi lain bertujuan untuk mengalihkan pemain lawan. Dengan kata lain, semakin besar penguasaan bola maka semakin besar juga variasi serangan.
Ketiga, Efektif melawan tim yang menggunakan strategi bertahan man to man marking. Dengan memindahkan bola maka posisi pemain lawan juga akan berubah, ruang kosong itulah yang dimanfaatkan untuk menempatkan bola dan melakukan serangan.
GEGENPRESSING
Gegenpressing dipopulerkan oleh Jurgen Klopp yang pernah menangani tim Borussia Dortmund dan juga Liverpool. Arti gegenpressing yaitu melakukan perlawanan serangan balik ke lawan dengan merebut bola yang sedang berada di wilayah lawan.Â
Dalam permainan sepak bola terdapat tiga fase utama, yaitu menyerang, bertahan, dan transisi. Fase transisi ini dapat berupa transisi dari bertahan ke menyerang atau transisi dari menyerang ke bertahan.
Prinsip dasarnya adalah menekan lawan sesegera mungkin ketika pemain kehilangan bola, sehingga bisa mendapatkan kembali penguasaan bola.Â
Dengan strategi ini Jurgen Klopp berhasil membawa Borussia Dortmund dan Liverpool menjuarai berbagai kejuaraan.Â
Pada saat masih menukangi Borrusia Dortmund ia berhasil menembus final liga Champions Eropa dan bahkan menjuarai liga Jerman, dimana Bayern Munchen adalah tim paling adidaya pada saat itu. Sama seperti di Liverpool, ia berhasil menjuarai liga Inggris dan menjuarai liga Champions Eropa pada tahun 2019.
 Kelebihan Gegenpressing
Pertama, serangan yang cepat. Ketika suatu tim baru saja merebut bola dari lawannya, pada situasi ini struktur pemosisiannya akan berada pada situasi tidak terorganisir, maka tujuan utamanya adalah sesegera mungkin untuk melakukan counterattack. Sehingga ketika bola berhasil direbut kembali melalui gegenpressing, maka akan lebih mudah dalam melakukan serangan karena lawan berada dalam situasi tidak terorganisir. Lebih tepatnya karena struktur posisi lawan tidak memungkinkan untuk berada dalam fase bertahan terorganisir.
Kedua, Lawan tidak memiliki ruang untuk menyerang. Apabila lawan mulai membangun serangan maka tim akan melakukan gegenpressing dengan membentuk zona kecil mengerubungi pemain lawan sehingga opsi untuk mengalirkan bola hanya sedikit. Ketika bola berhasil direbut kembali melalui gegenpressing maka posisinya akan berada lebih dekat dengan gawang lawan.Â
Ketiga, Fleksibilitas. Tim yang menggunakan gegenpressing biasanya memiliki penguasaan bola yang tinggi dan memiliki serangan balik yang cepat.Â
Dari kedua strategi tersebut memiliki kelebihannya masing-masing. Setiap laga yang mempertemukan tim dengan strategi Tiki Taka dan Gegenpressing saling mengalahkan satu sama lain dan menunjukkan permainan yang berkelas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H