Lentik jemarimu
Mainkan nada nada negerimu
Sumbang melengking
Menembus lereng sumbing
Fals irama kritik bertemu angkuh
Resahmu teman tak mampu kurengkuh
Singsingkan baju membungkus nurani
Bersama kita mampu menjalani
PLAK!! Tamparan laki-laki itu tepat mendarat di pipi kirinya. Digosok-gosok pipinya yang terasa panas. Ditatapnya wajah perempuan itu, wajahnya mulai merah padam pertanda emosinya mulai naik.
Ingin laki laki itu berteriak dan menampar perempuan itu lagi namun, ia sadar itu tidak akan menyelesaikan masalah.
“Sudah berkali-kali Abang bilang, jangan pernah ketemuan dengan si Laras lagi. Jika kamu masih ingin hidup bersama Abang.” Ucap laki-laki yang kerap disapa Bang Tigor itu. Kekesalan membuatnya hampir saja kehilangan kendali.
“Abang, kenapa Abang selalu melarang Putri berteman dengan Laras!! Apa salah Laras Bang? Apa?” Teriak perempuan setengah baya itu.
Dipandangi suaminya dengan tatapan penuh emosi. Putri tidak bisa menyembunyikan rasa sakit didalam hatinya.
“Abang sudah berkali-kali bilang, jangan pernah pergi kopdaran sama teman-teman dunia mayamu. Kamu itu belum mengenal bahaya dan kejamnya dunia maya. Mereka sudah terbiasa sedangkan kamu , mudah terjebak rayuan manis pria didunia maya. Kamu tidak ingat efek dari kejadian tahun kemarin. Siapa yang menanggung malu akibat dari perbuatanmu? Apa menurut kamu Abang salah?” sambil menatap wajah istrinya. “Jawab?!” Gertak bang Tigor yang mengejutkan Putri.
Bersambung.....
Negeri kabut,01102015
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI