Mohon tunggu...
Ariyanto Gani
Ariyanto Gani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ketua HMI komisariat non eksakta nuku

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Transformasional

26 November 2023   23:40 Diperbarui: 26 November 2023   23:41 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 "Transformasi para pemimpin tidak memulai dengan menyangkal dunia sekitar mereka. Sebaliknya, mereka menggambarkan masa depan yang ingin mereka ciptakan" ( Seth Godin)

Berbicara tentang kepemimpinan, berarti kita akan membahas tentang banyak hal. Baik itu berkaitan dengan kegagalan maupun keberhasilan yang didapatkan seorang pemimpin. Entah itu di lingkup organisasi yang kecil seperti instansi pemerintah maupun organisasi yang lebih besar seperti kabupaten kota, provinsi, maupun negara.

Jika dilihat dalam berbagai pustaka, kita menemukan banyak penjelasan tentang kepemimpinan,yang mana kepemimpinan itu sendiri merupakan sifat yang melekat pada seorang diri pemimpin. Namun perlu diketahui, bahwa tak semua pemimpin memiliki sifat kepemimpinan yang baik . Ada juga yang menerapkan kepemimpinan yang bisa menyengsarakan pengikutnya, misalnya kepemimpinan otokratik, yang menurut hemat penulis, sangat tidak baik dalam proses berdemokrasi.

Sebagaimana dewasa ini, Kepercayaan rakyat terhadap pemimpin kian menurun. Hal ini ditandai dengan banyaknya tulisan-tulisan di media sosial maupun media cetak yang mengkritik sikap dari pemimpin negara kita, yakni presiden Joko Widodo yang seakan-akan menggunakan kekuasaanya untuk kepentingan keluarga atau biasa disebut dengan politik dinasti atau politik kekerabatan.

Namun, dalam tulisan kali ini, penulis tidak ingin membahas terlalu jauh tentang politik dinasti yang mengarah kepada kepentingan oligarki. Tetapi penulis ingin berfokus pada model kepemimpinan yang biasanya digunakan dalam sebuah organisasi, dan paling sering digunakan dalam sebuah insatansi dan perusahaan. Walupun ada beberapa tipe dan gaya kepemimpinan yang terdapat dalam berbagai pustaka. Penulis ingin membahas lebih menjurus pada gaya kepemimpinan yang bersifat transformasional.

Memahami Tipe Transformasional

Kepemimpinan transformasional bukanlah sebuah tipe kepemimpinan yang muncul kemarin sore. Istilah ini dikemukakan oleh James W. Dowton, seorang sosiolog Amerika. Kemudian dikembangkan oleh ahli kepemimpinan yang berasal dari negara yang sama dengan Dowton, James Macgroger Burns(1918), dan selanjutnya dilakukan penambahan oleh Bernard M. Bass pada tahun 1985.

Kepemimpinan Tranformasional itu bisa dipahami sebagai gaya kepemimpinan yang efektif untuk mengelola hubungan antara pemimpin dan bawahan dengan menekankan pada faktor perhatian,komunikasi,kepercayaan,rasa hormat, dan resiko (Harian Jogja ,10/06/2022).

Menurut Bass(1985) dalam Ratna Sari dan Tjiptadi ( Kepemimpinan Fundamental Teori, 2021:100) mengatakan bahwa, tingkat dimana seorang pemimpin adalah transformasional diukur dari pengaruh pemimpin terhadap pengikutnya. Pemimpin harus memiliki jiwa untuk bagaimana melebihkan kepentingan organisasi dari pada kepentingan individu, memotivasi anggota ,serta mengaktifkan kebutuhan dan memberikan fasilitas yang memadai untuk prara anggota.

Seirama dengan apa yang disampaikan oleh Bass di atas, Kita dapat melihat contoh nyata dari para pemimpin dunia yang menurut hemat penulis, telah menerapkan Kepemimpinan transformasional di dalam dirinya, dimana mereka bisa mempengaruhi anggotanya dan merubah ke arah yang lebih baik.

Para pemimpin dunia tersebut di antaranya Mahatma Ghandi, seorang pahlawan asal India yang menggunakan pendekatan yang lembut dan humanis sehingga ia dicintai oleh banyak orang hingga saat ini ,detikfinance (11/10/10/2022 ). 

Selain itu, ada juga Stave Jobs, dengan Applenya, Bill Gates, dengan Microsoftnya, dan Jack Ma dengan perusahaan Alibaba yang ia miliki. Mereka selalu visioner dalam membuat perubahan-perubahan melalui kepemimpinan transformasional.

Indikator Kepemimpinan Transformasional

Penerapan gaya kepemimpinan transformasional dalam organisasi swasta maupun publik, memiliki cara tersendiri, yang mana dengan cara tersebut seorang pemimpin bisa dikatakan berubah atau bertranformasi dari yang awalnya kurang baik menjadi lebih lagi. Meminjam apa yang disampaikan Luthans(2006) dalam bukunya Dr. Soelistya yang berjudul "Kepemimpinan Strategis", ia mengatakan bahwa untuk mencapai kepemiminn transformasional . Harus terdapat empat indikator yang melekat dalam diri seorang pemimpin.

Pertama, yaitu berkarisma. Seorang pemimpin harus mampu mentrasformasi visi dan misi, memunculkan rasa bangga, serta mendapatkan respek dan kepercayaan dari seluruh Sumber Daya Manusia(SDM) dalam organisasi. Atau sederhananya pemimpin mesti bisa menjadi role model positif dalam organisasi. Bahkan ia harus lebih mementingkan kepetingan anggotanya daripada kepentingan pribadi.

Kedua, harus memiliki inspirasi yang kuat. Pemimpin Trasformasional dituntun agar bisa mengkomunikasikan harapannya, menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha, mengekspresikan tujuan penting dalam cara yang sederhana sehingga mampu menjadi inspirasi bagi para anggota.

Ketiga, mempunyai kemampuan intelektual yang mempuni. Hal ini dapat ditunjukkan ketika seorang pemimpin bisa rasional dalam penyelesaian masalah dalam organisasi. Kepemimpinan transformasional juga membutuhkan kekuatan sharing of power dengan melibatkan anggota secara bersama-sama dalam penyelesaian persoalan-persoalan dalam organisasi.

Keempat, bisa memberikan perhatian secara individual kepada anggota organnisasi. Pemimpin transformasional mestinya mengentalkan perhatian khusus kepada setiap anggota untuk berprestasi dan berkembang, dengan cara bertindak sebagai pelatih dan penasehat bagi anggota-anggotanya. Pemimpin tentu lebih menghargai perbedaan-perbedaan individual dengan menjaga komunikasi yang baik dengan para anggota .

Kelebihan dan Kelemahan

Dalam proses kepemimpinan, tentunya memiliki nilai positif dan juga negatif, tergantung dengan situasi dan kondisi. Bahkan, penulis sendiri menyadari bahwa sitem demokrasi yang katanya paling bagus di dunia pun masih memiliki kekurangan. Bahkan pernah dikritik habis-habisan oleh Socrates dan Plato dalam bukunya Plato yang berjudul "Republik". Tentu hal ini selaras dengan kepemimpinan Transformasional yang masih terdapat berbagai kelebihan dan kekurangan yang penulis sendiri mengakui itu.

Dilansir dari bukunya Dr. Diena dan Dr Ratna Sari ( Kepemimpinan Fundamnetal Teori,2021:102). Kepemimpinan transformasional memiliki beberapa kelebihan.Yakni, (1) Potensi Karyawan dapat diperdayakan dengan sangat baik. Hal ini dikarenakan pemimpin trasnformasional memiliki pengetahuan lebih tentang bawahannya.

(2) Meningkatkan kualitas hubungan antar personal, yang mana pemimpin sangat akrab dengan bawahan tanpa ada sekat yang membatasi namun tetap beretika. (3)Timbulnya komitmen pada karyawan, yang mana ini sebagai dampak dari pemimpin yang menjalin hubungan baik dengan anggota. (4) Pengeluaran yang dibutuhkan tidak besar bagi perusahaan profit, dikarenakan anggota telah mempercayai sang pemimpin.

Selain kelebihan, Kepemimpinan Trasnformasional pun memiliki beberapa kekurangan yang tak bisa dipungkiri. Kekurangan tersebut diantaranya (1) waktu yang lama untuk melihat hasilnya.(2) Ketergantungan terhadap setiap individu. (3)Berpotensi disalahgunakan, karena jangan sampai ada pemimpin yang sewenang-wenang .(4) Tidak efektif pada situasi tertentu.

kelebihan dan kekurangan yang telah dipaparkan merupakan kausalitas yang harus dihadapi oleh seorang pemimpin transformasional. Bagi penulis, sesuatu yang sempurna itu hanyalah utopia. karena semua pasti memiliki kelebihan dan kekurangan pada porsinya masing- masing. Penulis juga berharap bahwa kedepannya harus ada pemimpin yang menerapkan sistem transformasional dengan baik dan benar tanpa ada keterlibatan oligarki dan dinasti yang dapat merusak tatanan organisasi serta tatanan demokrasi dalam bernegara.

Karena menurut penulis pemimpin yang baik itu harus memiliki kemampuan memperngaruhi orang lain, memiliki visi yang jelas, memberikan perhatian lebih kepada anggota, menanamkan optimisme, memberikan teladan serta menjadi panutan serta dapat mengembangkan organisasi baik itu organisasi yang kecil, maupun organisasi besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun