Mohon tunggu...
ARIYANTO
ARIYANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - HANYA ORANG INTROVERT

HANYA ORANG INTROVERT

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama

Pariwisata NTB: Modal Sosial Sangat Diperlukan dalam Pengembangan Destinasi Wisata Berkelanjutan

13 Desember 2022   13:37 Diperbarui: 13 Desember 2022   13:50 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Robert D. Putnam dalam Field (2010) menyatakan bahwa modal sosial merupakan bagian integral dari masyarakat dalam bentuk jaringan, kepercayaan, dan norma yang mendorong masyarakat untuk bertindak lebih efektif untuk mencapai tujuan bersama.

Keterlibatan masyarakat dalam mengatasi masalah lingkungan dan sampah sangatlah penting. Kegiatan remediasi lingkungan di berbagai destinasi wisata merupakan bentuk nyata gotong royong yang menunjukkan modal sosial. Kebersihan bukanlah tanggung jawab pemerintah atau petugas kebersihan, tetapi masyarakat juga harus dilibatkan dalam menyelesaikan masalah ini. Pengelolaan sampah secara terpadu dengan berbagai pihak akan menciptakan kerjasama untuk mengatasi permasalahan sampah di destinasi wisata yang berbeda. Bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan dapat meningkatkan kepercayaan publik dalam mengatasi masalah yang ada.

Timbal balik tercipta melalui pertukaran yang saling menguntungkan dalam hal kebersihan dan kelestarian lingkungan untuk menciptakan harmonisasi dalam simfoni pariwisata. Oleh karena itu, pariwisata harus mengedepankan pelestarian lingkungan dan budaya yang menjadi tanggung jawab kita semua. Pariwisata berkelanjutan mendorong semua komponen pariwisata untuk melindungi alam dan lingkungan serta bertindak secara bertanggung jawab. Salah satu langkah konkret yang dilakukan upaya preventif untuk mewujudkan Zero Waste dan Sustainable Tourism adalah Green Tourism yang menekankan pada pariwisata yang lebih ramah lingkungan. Ini bisa dimulai dari sektor terkecil yaitu desa wisata harus berani memasang program wisata yang mengedepankan kearifan lokal melalui penggunaan fasilitas yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Barang yang hanya bisa digunakan satu kali sebaiknya diminimalisasi dan diganti dengan barang yang bisa digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Di sini peran warga lokal sangat penting, karena mereka adalah subjek dan objek tujuan wisata, maka pemberdayaan terhadap warga wajib di-support oleh pemangku kebijakan maupun lembaga swasta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun