Â
Ah, taut jemari kita kadang aku tak rasa
Kau tak genggam aku erat, adakah?
Entah mungkin lebih aku yang abai
Hingga simpul memburai cerai, aku kau terurai
Â
Kaukah itu selayak tungguku, sayang?
Aku sendirian dan tersesat
Aku lapuk hujan lekang panas
Tolong jelmalah hangat teduh sentuhan
Sebentar, biar titik puncak pada pekik kita sama
Kaukah itu setegas penantian?
Nanti tubuh ini kau gamit mesra
Nadamu berbisik selembut tutur di telinga
‘Kita kembali pulang, bersenang’
Kita menang
Â
Sampaikan aku padamu, kumohon
Sehina dina aku tak akan lagi menghiba
Pada lain yang entah
Sebab ruh-mu, sayang
Aku hidup darinya
Lenakan aku hingga mati dipangkumu, biar
Biar, ini sebab cinta
Â
Cintakan kita berdua, cukup saja
Sehangat semesra biar juga orang kicaukan apa
Selekat sedekat hingga tak lagi bercelah sudah
Sebab nafas kau pinjam pada laparku, hausmu
Sebab kumandang haruku adalah sorakmu
Â
Kau, peluk aku selama masa bisa, sayang
Biar pekik sama Takbir kita
Menang
Cinta atas hawa Â
Â
June 2nd, 2016
Selamat menyambut Bulan Suci Ramadhan, 1437 H
Semoga meraih sebaik-baik menang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI