Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pulau Halang, Pulau Terpencil Penghasil Terasi

6 Mei 2023   13:58 Diperbarui: 6 Mei 2023   15:45 3102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid dan Kelenteng yang berdekatan (dokumentasi pribadi)

Suka sambel terasi atau suka menambahkan terasi pada bumbu masakan di rumah? Hampir sebagian masyarakat kita tentu akan menjawab iya, karena terasi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bumbu masak masakan Indonesia terutama penduduk di pulau Jawa. 

Rasa masakan yang ditambahkan terasi tentu enak, namun tidak dengan baunya, dan kali ini saya akan menceritakan kunjungan ke pulau penghasil terasi yaitu Pulau Halang, yang terletak  di Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir.

Sempat tertunda tiga tahun karena pandemi, akhirnya tahun ini saya bisa kembali berkunjung ke Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Riau. Berbeda dengan saat terakhir kali berkunjung ke kota ini tahun 2012, waktu tempuh perjalanan dari Pekanbaru menuju Bagansiapiapi berkurang hampir setengahnya karena adanya tol Pekanbaru-Dumai. 

Tiba di Bagansiapiapi setelah empat jam perjalanan menggunakan mobil, saya melihat perubahan yang luar biasa dari kota kecil ini dibanding 11 tahun yang lalu. 

Kota yang dulunya sepi dan tertinggal, sekarang terlihat ramai, ada banyak hotel, ada mini market, ada gedung pertemuan megah, bangunan rumah dan pertokoan juga sudah terlihat permanen dan bagus, meskipun di beberapa wilayah, masih terlihat rumah-rumah yang terbuat dari papan yang merupakan bentuk rumah zaman lampau.

Kunjungan ke Bagansiapiapi kali ini bertepatan dengan momen Ceng Beng, yaitu momen warga keturunan tionghoa ziarah ke makam orang tua/leluhur untuk mengingat dan menghormati orang tua sebagai wujud bakti baik saat masih hidup ataupun sudah meninggal dunia, sehingga kota ini cukup ramai, tempat kuliner dipadati oleh perantau yang kembali pulang kampung,  dan hotel-hotel pun terisi penuh.

Pulau Halang Penghasil Terasi

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Untuk menuju Pulau Halang dari Kota Bagansiapi-api kami harus menyeberangi laut dengan menggunakan kapal kayu kurang lebih satu jam perjalanan dengan ongkos Rp 75.000,- per orang. Selain kapal kayu besar, ada juga kapal-kapal kecil dan speedboat yang dapat disewa bila ingin lebih cepat sampai kesana.

Kehidupan di Pulau yang dikelilingi oleh laut dangkal ini hanya mengandalkan pasokan bahan makanan dari kota Bagansiapiapi, dan dengan kapal kayu besar (mereka menyebutnya kapal ferry) orang Bagansiapiapi membawa barang dagangan seperti sayur mayur, buah, ikan, ayam, dan bahan-bahan kebutuhan lainnya untuk kemudian dijual disana. Mereka berjualan hanya selama kurang lebih 5 jam kemudian kembali pulang dengan kapal yang sama ke Bagansiapiapi.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Tiba di Pulau Halang, bau terasi langsung menyengat di hidung, dan panas terik dimanfaatkan warga untuk menjemur hasil tangkapan laut, seperi ikan, udang dan belacan (terasi). Penduduk pulau ini kurang lebih 700 jiwa yang terdiri dari berbagai suku dan agama, dan mereka  hidup dengan rukun.

Masjid dan Kelenteng yang berdekatan (dokumentasi pribadi)
Masjid dan Kelenteng yang berdekatan (dokumentasi pribadi)

Untuk aktivitas keagamaan, di Pulau Halang yang kecil ini, terdapat Kelenteng/Vihara, Masjid dan Gereja. Untuk kesejahteraan penduduk, sudah ada fasilitas kesehatan, pendidikan dan keamanan seperti puskesmas, dinas kesehatan, sekolah dan kantor keamanan.

Dinas Kesehatan (dok pribadi)
Dinas Kesehatan (dok pribadi)

Rumah dan bangunan di Pulau Halang umumnya berbentuk rumah panggung yang terbuat dari papan, yang cukup berisiko terkena air pasang laut. 

Usaha mata pencaharian penduduk di pulau ini berkaitan dengan hasil laut, baik terasi/belacan, udang maupun ikan. Namun ada juga yang membuat perahu untuk menangkap ikan. 

Membuat perahu (dokumentasi pribadi)
Membuat perahu (dokumentasi pribadi)

Hasil tangkapan nelayan kemudian dijemur di bawah matahari, kemudian dipilih dan dipisahkan sesuai hasil jenis dan kualitasnya. Semua hasil tangkapan diolah sedemikian sehingga tidak ada yang dibuang, sebagai contoh, hasil tangkapan udang yang sudah dijemur akan dipilih sesuai ukuran, dari ebi besar, ebi kecil,  rebon dan sisanya menjadi pelet untuk umpan pancing ikan.

Belacan yang dijemur (dokumentasi pribadi)
Belacan yang dijemur (dokumentasi pribadi)

Kualitas terasi yang dihasilkan pun berbeda-beda, tergantung jenis tangkapan yang diperoleh dan mereka hanya memproduksi sampai menjadi bubuk halus saja, kemudian menjual hasil produksi mereka untuk dicetak dan dikemas.

Kegiatan Ibu-ibu yang memilih Ebi hingga rebon (dokumentasi pribadi)
Kegiatan Ibu-ibu yang memilih Ebi hingga rebon (dokumentasi pribadi)
Karena terbatasnya fasilitas pendidikan dan pekerjaan yang ada di pulau ini, anak muda pulau Halang umumnya akan merantau untuk melanjutkan pendidikan dan kemudian bekerja, dan umumnya setelah merantau mereka tidak lagi tinggal di pulau tersebut, sehingga umumnya rumah-rumah disana hanya banyak dihuni oleh orang tua atau dibiarkan kosong bila orang tua sudah meninggal dunia.

Ikan Asin (dokumentasi pribadi)
Ikan Asin (dokumentasi pribadi)

Sama dengan di Bagan Siapiapi, air yang dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari adalah air hujan yang ditampung, karena tidak memungkinkan untuk memanfaatkan air tanah.  Untuk yang ingin berkunjung dan menginap, tersedia tempat menginap dengan harga terjangkau. 

Pelet Ikan (dokumentasi pribadi)
Pelet Ikan (dokumentasi pribadi)

Setelah berkunjung ke pulau ini, jangan lupa baju yang dipakai harus langsung dicuci, karena bau terasi tidak seharum sambel terasi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun