Drama Korea (Drakor) memberi dorongan yang besar bagi para penggemarnya untuk mengunjungi langsung Negeri Ginseng ini, dibalik cerita apik yang dikemas dalam setiap episodenya, ada hal-hal menarik yang ingin dilihat dan dicicipi secara langsung di negara asalnya.Â
Berikut adalah hal-hal yang dilakukan korban Drakor saat berkunjung ke Korea. ...begitu kira-kira local guide saya menyebutnya, *nyengir.
Melihat Keindahan Pulau Jeju
Pulau Jeju memiliki otonomi khusus, sehingga disini kita akan menjumpai turis asal Tiongkok yang jarang kita jumpai di Seoul atau kota-kota lain di Korea Selatan, karena beberapa negara dapat berkunjung ke Jeju tanpa visa.Â
Keindahan pulau Jeju yang digambarkan di drama korea, memang benar adanya, cobalah datang ke Seongsan Sunrise Peak, kita akan melihat keindahan bukit yang berpadu dengan hamparan lautan (lihat gambar).
Sebuah desa yang menurut saya tidak adil untuk kehidupan perempuan, karena disana laki-laki diperlakukan seolah menjadi "Raja", sampai-sampai saat makan pun harus disuapi oleh istri.
Jarang diceritakan di drama korea, bahwa ada kota Jeju di pulau Jeju ini, dimana banyak tersedia outlet-outlet merk terkenal produk kecantikan danÂ
perlengkapan lainnya, dan sehingga turis tetap dapat berbelanja meskipun dengan harga yang lebih mahal dan dengan jenis barang yang terbatas.
Melihat Lokasi Syuting Winter Sonata
Winter Sonata adalah drama korea terkenal di tahun 2000-an, namun lokasi syutingnya tetap menjadi lokasi favorit untuk dikunjungi terutama di musim gugur karena kita akan menemukan banyak pohon dengan daun berwarna merah dan kuning, termasuk daun Mapple yang terkenal di serial Goblin.
Ada banyak genre pada serial drama korea, termasuk drama kolosal yang menyajikan cerita sejarah kerajaan yang tidak kalah terkenal karena memang menarik untuk disimak.
Lokasi syutingnya kebanyakan di Istana Gyeongbok meskipun masih ada 4 lagi Istana di Korea Selatan.
Mengenakan Baju Tradisional Korea (Hanbok)
Seperti saat di Jepang, turis akan diajak untuk mengenakan Kimono, di Korea Selatan, kami juga diajak untuk mengenakan Hanbok.
Hanbok adalah pakaian tradisional Korea yang dipakai sejak zaman Kerajaan, dan sekarang tetap digunakan pada perayaan tahunan Chuseok (Imleknya masyarakat Korea).
Mencicipi Makanan ala Drakor
Seperti yang saya sebutkan di awal, dalam setiap episode drama korea, ada adegan-adegan yang menampilkan makanan khas mereka yang membuat penasaran untuk dicicipi langsung saat berada di negaranya. Meskipun, ada beberapa jenis yang bisa ditemukan di restoran Korea yang ada di Indonesia, tetapi tetap tidak melunturkan rasa penasaran tersebut.
Berikut makanan ala Drakor yang berhasil saya cicipi.
KimchiÂ
Saya sempat diajak untuk membuat kimchi dan diajarkan bahan apa saja yang digunakan, intinya kimchi adalah asinan sayur yang difermentasikan dan diberi bumbu pedas. Ada banyak jenis kimchi, yang paling banyak dijumpai kimchi sawi putih.
TteokbokkiÂ
Jjangmyeon
Ayam Goreng/ Fried Chicken and Beer
Harga satu porsi ayam (paha) isi 10pcs, 18.500 Won setara 260 ribu rupiah, dengan potongan ayam lebih kecil dan ditambah satu kaleng minuman Cola. Rasanya? Enak, bumbunya meresap dan renyah.
BibimbapÂ
Bibimbap adalah makanan yang berupa nasi putih panasa yang disajikan dalam mangkok dengan tambahan sayuran, irisan daging sapi, telur dan bumbu pedas gochujang, kemudian diaduk-aduk hingga semua tercamour dan matang.
Seaweed Soup/ Sop Rumput Laut
Sop Ayam Ginseng
Terdapat juga makanan pendamping berupa seaweed basah, lobak, makanan sejenis tahu dan mie yang terbuat dari beras.
Perjalanan saya ke Korea Selatan menjadi lengkap karena saya mendapat local guide, oppa-oppa ala drama korea dan k-pop, yang fasih berbahasa Indonesia karena pernah berkuliah di Indonesia dalam rangka pertukaran pelajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H