Sekarang ini, berwisata seakan sudah menjadi  gaya hidup masyarakat 'zaman now', terutama para generasi milenial, baik yang sudah berkeluarga ataupun yang belum.
Perencanaan untuk pergi berlibur biasanya sudah dibuat beberapa bulan sebelumnya, baik tanggal keberangkatan, berapa lama perjalanan, tujuan wisata apa saja yang akan dikunjungi, Â kegiatan apa yang akan dilakukan selama berlibur, dimana akan menginap dan transportasi apa yang akan digunakan serta berapa biaya yang harus disiapkan untuk mewujudkan semua itu.
Meskipun bukan termasuk generasi milenial, saya suka sekali jalan-jalan, baik perjalanan dekat maupun perjalanan jauh, sehingga ketika Kompasiana mengadakan acara nangkring dengan tema "Wonderful Macao, Express Your Own Style" saya begitu antusias untuk ikut hadir karena ingin mendapat informasi lebih lengkap mengenai Macao, karena selama ini saya hanya mendengar cerita dan melihat foto-foto liburan milik suami saat ke sana tahun 2011.
Macao yang penduduk awalnya nelayan berasal Fujian dan Petani dari Guandong, dikenal sebagai Ou Mon atau "gerbang perdagangan" karena letaknya yang berada di mulut hilir Sungai Mutiara dari Guangzhou. Kedatangan bangsa Portugis di tahun 1550 menjadikan Macao sebagai pusat perdagangan China, Jepang, India dan Eropa dan di tahun 1999, Macao menjadi Daerah Administratif Khusus Republik Rakyat Tiongkok seperti Hongkong, namun pengaruh budaya Portugis tetap terlihat dalam setiap aspek, baik bentuk arsitektur bangunan yang mirip dengan di Eropa, makanan dan bahasa.
Mengenai bahasa, seperti yang terdapat pada gambar di atas, terdapat tiga bahasa pada penunjuk jalan yaitu  bahasa Kantonis, Portugis dan bahasa Inggris, dan tiga bahasa ini yang digunakan oleh penduduk di Macao.
Dari informasi yang disampaikan oleh ibu Devi dan travel blogger Ariev Rahman mengenai Wisata Macao, maka ini 9 alasan mengapa Macao layak menjadi tujuan wisata untuk liburan, baik sendiri bersama keluarga ataupun bersama teman-teman komunitas.
Bebas Visa untuk warga Indonesia
Mengurus visa menjadi urusan paling ribet saat hendak liburan ke luar negeri, karena membutuhkan biaya dan waktu untuk mengurusnya. Selain ada sejumlah dokumen yang harus dipersiapkan, juga ada beberapa negara tujuan yang mewajibkan untuk kita langsung hadir saat mengurus visa.
Dengan adanya ketentuan bebas visa untuk warga Indonesia tentu menjadi kemudahan tersendiri untuk kita berlibur ke Macao, bebas menentukan waktu kapan berangkat, tidak perlu menyediakan sejumlah uang dengan nilai tertentu di rekening sebagai syarat pengajuan visa, dan biaya mengurus visa dapat digunakan untuk keperluan transportasi dan akomodasi. Â
Liburan Sebentar tapi Puas
Macao yang terbagi menjadi  empat wilayah yaitu Macao Peninsula, Taipa, Coloane dan Cotai hanya memiliki luas 115,5 km2, lebih kecil dibandingkan dengan luas Jakarta, sehingga kita dapat menelurusi tujuan-tujuan wisata yang ada di sana dalam waktu kira-kira 4-5 hari saja.
Untuk berpindah dari satu wilayah ke wilayah yang lain tersedia bus nyaman yang murah dan ber-AC, selain bus ada juga taksi. Tersedia pedicab (becak) untuk yang dapat disewa untuk mengantar dari satu lokasi wisata ke lokasi wisata lain yang jaraknya dekat, namun bila tidak ingin naik becak, dapat menyusurinya dengan berjalan kaki.
Banyak Pilihan Tempat Menginap
Pilihan tempat menginap tentu berkaitan erat dengan besarnya budget yang akan dikeluarkan untuk liburan. Macao menyediakan semua jenis hotel, dari bintang dua yang harganya hanya Rp. 700 ribu-an semalam hingga bintang lima yang harganya mencapai lebih dari Rp. 5 juta-an semalam, sehingga semua menjadi fleksibel tergantung keinginan dan ketersediaan dana yang kita miliki.
Memiliki Keunikan  Budaya dan Arsitektur
Di Macao terdapat lebih dari 20 monumen kuno dan alun-alun perkotaan yang terjalin di jantung kota, yang dikenal sebagai "The Historic Centre of Macao" atau Pusat Sejarah Macao.  Pusat Sejarah Macao ini ditetapkan sebagai situs warisan dunia UNESCO pada tahun 2005, karena menjadi representasi hidup dari perpaduan dan koeksistensi budaya timur dan barat, dimana warisan bangunan bersejarah terjalin apik di tengah struktur dan  pola tata ruang perkotaan.
Pusat Sejarah Macao yang wajib dikunjungi antara lain The Ruins of St. Paul yang berupa reruntuhan the Church of Mater Dei yang dibangun pada 1602-1640 dan runtuh oleh api pada tahun 1835.
Yang tidak kalah penting untuk dikunjungi adalah Kuil A-MA atau A-Ma Temple, yaitu kuil tertua yang dibangun lebih dari 500 tahun lalu, dan sudah ada sebelum kedatangan orang Portugis. A-Ma Temple ini sebuah representasi dari kebudayaan China yang terinspirasi dari Konfusianisme, Taoisme, Buddhisme dan banyak kepercayaan lain.
Selain tiga nama tujuan wisata diatas, ada juga Moorish Barracks, Lilau Square, Mandarin's House, St. Lauwrence's Church, Holy House of Mercy, Sam Kai Vul Kun (Kuan Tai Temple), Cathedral, St. Augustine's Church, "Leal Senado" Building, dan 18 nama tempat lain  yang menjadi bagian dari Pusat Sejarah Macao.
Memiliki Banyak Museum dan Pameran
Selain arsitektur bangunan bersejarah, Macao memiliki banyak museum dan pameran dimana kita dapat bisa mendapat lebih banyak pengetahuan serta sejarah yang menakjubkan yang dikombinasikan dengan budaya "East meets West".
Museum dan pameran yang dapat dikunjungi antara lain Dr. Sun Yat Sen memorial house, seorang tokoh karismatik yang menjadi anggap "Bapak Bangsa" di Macao, Macao Museum, Wine Museum, Maritim Museum, Macao Science Center, Treasure of Sacred Art St. Joseph's Seminary, Fire Service Museum dan lainnya. Â
 Memiliki Banyak Atraksi Menarik
Selain situs sejarah, Macau masih memiliki atraksi menarik untuk dikunjungi seperti Macao Tower yang tingginya 338 meter dengan konstruski elegan yang menawarkan pemandangan indah. Â Selain itu ada Macao Giant Panda Pavilion yang terletak di sisi bukit Seac Pai Van di Coloane yang merupakan tempat penghunian panda raksasa, ada juga Anin Arte NAM VAN sebuah tempat wisata air dan kuliner.
Perpaduan budaya barat dan timur juga membawa Macao menjadi anggota baru UNESCO Creative Cities Network (UCCN) di bidang Gastronomy dan menjadikannya sebagai UNESCO Creative City of Gastronomi.
Banyak Tempat Belanja
Salah satu kebiasaan setiap berkunjung ke luar negeri adalah belanja, baik belanja barang-barang brandeduntuk sendiri atau sekedar mencari cendramata untuk oleh-oleh.
Macao menyediakan banyak tempat belanja yang menyediakan semua bjenis barang, baik berupa mall ataupun tempat belanja terbuka, diantaranya Ruins of St. Paul District, Taipa Old Village, One Central Macao dan masih banyak tempat lainnya.
Event dan Festival Sepanjang Tahun
Lebih seru lagi, Macao hampir sepanjang tahun mengadakan event dan festival, baik untuk merayakan perayaan hari besar seperti Tahun Baru Masehi, Tahun baru China, Natal, Easter, Feast of Budha, Procession of Our Lady Fatima, maupun festival yang diadakan secara khusus seperti Lotus Festival, Light Festival, Macao Arts Festival, Macao Lotus Festival, dan Dragons Boat Festival.
Sembilan alasan yang saya sebutkan di atas tentu cukup untuk dijadikan bahan pertimbangan untuk memilih Macao menjadi destinasi wisata untuk liburan, terutama bagi kita yang hanya memiliki waktu liburan yang terbatas.
Dua tahun lalu saya pernah ke Tiongkok, dan beberapa bulan lalu saya juga baru kembali dari Eropa, dengan mendapatkan informasi lengkap mengenai Macao yang merupakan perpaduan dari keduanya tentu membuat saya penasaran ingin mengunjunginya. Macao... tunggu saya datang ya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H