Memasuki usia sekolah PAUD, perbedaan yang ditemui sang anak akan semakin banyak dan disini peran guru serta orang tua menjadi sangat penting untuk membimbing anak mengembangkan sikap toleransi. Bila dua tahapan ini sudah terlewati, yaitu mampu bertoleransi dalam kehidupan keluarga, dan kehidupan bermasyarakat, maka tahapan selanjutnya yaitu mampu bertoleransi dalam kehidupan bernegara, termasuk mampu merawat kerukunan umat beragama dimana pun berada bahkan di dunia maya sekalipun.
Tri Kerukunan Umat Beragama
Dalam materi pelajaran Budi Pekerti, kita mengenal tri kerukunan umat beragama, yaitu kerukunan intern (kalangan sendiri) umat beragama, kerukunan antar umat beragama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah. Tiga prinsip kerukunan tersebut adalah modal untuk merawat kerukunan beragama di Indonesia agar negara tetap kondusif.
Di lingkungan internal, meskipun bisa saja terjadi konflik, kerukunan cenderung lebih mudah dipelihara dibanding dengan antar umat beragama karena adanya perbedaan keyakinan, sehingga diperlukan sikap saling menghargai perbedaan keyakinan tersebut, tidak memaksakan keyakinan kita kepada orang lain serta tidak memancing timbulnya kemarahan umat agama lain dengan menyebarkan berita atau informasi yang dianggap menghina keyakinan yang dianutnya.
Merawat Kerukunan Beragama dengan Kendali Jari
Berbeda dengan dunia nyata, dimana sikap, tingkah laku serta perkataan memegang peran penting dalam merawat kerukunan umat beragama, maka di era media sosial, kemampuan mengendalikan jari menjadi bagian penting untuk merawat kerukunan beragama.
Kemudahan membagikan informasi secara cepat hanya dengan menekan tombol shareatau copy paste berita di grup chatting dan media sosial merupakan kelebihan yang harus dapat disikapi dengan bijak, agar kita tetap berada di koridor yang benar hingga tetap dapat merawat kerukunan umat beragama.
1. Bijak memilih situs berita online
Saat ini banyak situs berita online yang menayangkan berbagai berita, dari yang terkonfirmasi kebenarannya hingga berita karangan yang ditayangkan dengan tujuan memprovokasi salah satu umat di Indonesia dengan cara menebarkan isu kebencian. Dengan tujuan menarik banyak jumlah pembaca, situs berita tersebut juga kerap kali memberi judul provaktif, hingga bagi sebagian yang malas untuk membaca isinya akan langsung membagikannya melalui media sosial ataupun media chatting.
Dalam upaya untuk merawat kerukunan, maka alangkah baiknya kita dapat lebih bijak memilih sumber berita, dan tidak segera memutuskan untuk membagikan berita tersebut ke media sosial atau media chatting bila belum dapat memastikan kebenarannya.
2. Bijak membagikan link berita online atau status media sosial