Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Kuliner] Bacang untuk Chika

6 Juni 2016   10:59 Diperbarui: 7 Juni 2016   11:20 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Aku boleh pinjam henpon kakak? Tas dan henpon-ku tertinggal waktu aku lari dari mereka?” masih dengan gemetar gadis itu bersuara

“Boleh, ini pakai saja.” jawab Mey seraya menyerahkan ponselnya

Tidak lama kemudian tampaknya gadis ini berhasil menghubungi keluarganya, dan terdengar sambil menangis bercerita bahwa dia tertipu oleh teman yang berjanji mengajaknya kopdar dengan sebuah komunitas yang belum lama diikuti. Dia dibawa ke sebuah tempat yang disebut markas komunitas yang ternyata sebuah rumah kontrakan yang dihuni laki-laki  pengangguran dan pemabuk.

Chika, sepertinya itu nama gadis yang masih terus menangis menelepon ibunya, sementara Mey bingung harus kemana membawa gadis ini.

“Kakak tolong antar aku ke kantor polisi sebrang mall WTC, nanti papa sama mama akan nyusul aku kesana.”

“Ok.” tanpa pertanyaan apa-apa Mey segera memutar arah menuju kantor polisi yang dimaksud.

Setibanya di kantor polisi, tampak orang tua Chika sudah menunggu di halaman. Melihat orang tuanya, Chika langsung keluar dari mobil dan berlari memeluk Ibunya. Rasa haru menyelimuti hati Mey menyaksikan pemandangan itu.

Mey keluar menghampiri Chika dan kedua orangtuanya, setelah berkenalan dan mendapatkan ucapan terima kasih Mey pamit sambil menyerahkan bacang milik om wisnu dan sebotol minuman untuk Chika.

“Ini bacang buatan mama kakak, makan ya, sepertinya kamu sangat lapar dan lelah.”

“Makasih Kak.” spontan Chika memeluk Mey dengan penuh rasa terima kasih.

Mey pamit sekali lagi untuk kembali pulang ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun