“Tapi apa Mey, jam segini kantor pasti sudah sepi, bahaya untuk kamu sendiri.”
“Iya Pak.” jawab Mey Pasrah mengikuti perintah Fernando.
--
Jam setengah sebelas malam Mey baru tiba di rumah, dan segera menuju kamar mama karena Mey tahu, bila pintu depan rumah sudah terkunci berarti mama sudah masuk ke kamar.
Perlahan-lahan dibukanya pintu kamar mama, dan seperti dugaan Mey, mama sudah tidur. Sambil menghela nafas panjang, ditutupnya kembali pintu kamar mama seraya berkata dalam hati “Maafin Mey ma, kita gak jadi makan onde bareng, selamat hari ibu.”
Mey segera menuju kamar dan membersihkan diri, untuk segera beristirahat karena besok harus bangun lebih pagi untuk memesan taksi.
--
Ada wangi jahe yang tercium saat Mey keluar dari kamar, wangi yang sangat dikenalnya. Perlahan-lahan Mey mendekati mama yang sedang asik mengaduk-aduk larutan gula dan jahe diatas kompor. Tanpa ingin mengagetkn mama, Mey memeluk mama dari belakang seraya bekata “Maapin Mey semalam ya ma.”
Mama mematikan kompor dan berbalik menyentuh pipi Mey, “gak apa-apa Mey, mama ngerti kok, cepet sana mandi, nanti kita makan onde-onde sama-sama. Berapa umurmu sekarang? Dua puluh tiga ya, waaah udah banyak donk, gak perlu pake nambah lagi..” jawab mama sambil tertawa.
Mey beranjak menuju kamar mandi dengan hati riang, melupakan onde dalam kulkas kantor yang tak jadi diberikan untuk mama.
--