Mohon tunggu...
Ariyani Na
Ariyani Na Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Hidup tidak selalu harus sesuai dengan yang kita inginkan ... Follow me on twitter : @Ariyani12

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Artikel Utama

[KC] "Love You, Ma!"

2 Oktober 2015   08:12 Diperbarui: 2 Oktober 2015   10:21 1405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dibukanya tutup kotak, terlihat hanya ada sebuah buku dan tumpukan amplop surat bertuliskan nama Adrian dengan alamat yang sangat dikenalnya disana. Satu per satu Rani membuka dan membaca isi surat tersebut. Perlahan rasa cemburu mulai menyelimuti, dan sebuah tanya mulai menari di kepalanya, mengapa Adrian yang tergambar di surat berbeda dengan yang Ia dampingi selama ini?

Tiba pada amplop surat terakhir, sejenak Rani berhenti dan menarik nafas panjang, dikumpulkan kembali segenap kekuatan untuk menuntaskannya.

"Tidak baik menolak permintaan terakhir orang yang sudah menyelamatkanmu. Penuhi permintaannya, bukankah Rani gadis yang baik? Aku rela melepasmu, Mas."

Rani tak lagi dapat membendung air matanya, Ia menangis sejadi-jadinya, rupanya inilah alasan mengapa selama 13 tahun menikah Adrian tidak pernah mengucapkan kata cinta padanya.

--
Pertemuan Rani dan Adrian dimulai 16 tahun yang lalu, saat itu Adrian baru saja lulus dan mendapat tugas di kampung asal Rani. Ayah Rani adalah kepala kampung, dan orang yang paling berjasa menyelamatkan Adrian dari aksi penolakan warga akan kehadirannya, bahkan karena jasa ayah Rani, Adrian bisa berbalik mengambil hati warga, hingga akhirnya bisa menyelesaikan masa tugas menjadi dokter pertama di sana.

Pernikahan Rani dan Adrian berlangsung di depan Ayah Rani yang terbaring sakit, hingga akhirnya wafat dua hari setalah itu. Selesai masa tugas, Adrian kembali ke ibukota dengan membawa Rani dan Arjuna buah hati mereka.

Adrian tidak pernah menceritakan masa lalunya, termasuk kehidupan sebelum menginjakkan kaki di Kampung Rani. Pendiam dan irit bicara, itulah kesan yang ditangkap Rani setelah hidup bersama sekian tahun lamanya. Kesibukan Adrian di Rumah Sakit dan selalu pulang tepat waktu meyakinkan Rani bahwa suaminya tidak pernah memiliki hubungan dengan perempuan lain.

Kini Rani berada di persimpangan, bertanya mengenai Lintang, berarti Adrian akan mengetahui bahwa dirinya sudah melanggar janji yang pernah dibuatnya dulu, bila tidak bertanya, hatinya terus dipenuhi kebimbangan.

----

Meskipun sudah berusaha ditutupi, perubahan sikap Rani rupanya tetap terbaca oleh Adrian. Rani yang tidak pernah menghindari tatapannya saat diajak bicara kini tak lagi seperti itu. Pertanyaan ada apa? Kenapa? selalu dijawab datar dengan kalimat “baik-baik saja”, hingga akhirnya, pada suatu malam saat Arjuna sudah lelap tertidur, diajaknya Rani duduk di depan teras rumah.

“Inikah yang menyebabkan perubahan sikap mama belakangan ini?” tanya Adrian seraya menyerahkan kotak sepatu hitam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun