Respon cepat netizen untuk membully sepertinya sudah menjadi fenomena dunia maya, contohnya saat kasus curhat Aurel dan KD di Instagram, saya mencoba mengamati komen-komen yang ada di Instagram tersebut, banyak yang membully dengan menyalahkan KD dan mengungkit masa lalu KD, namun ada juga yang membela.
Kebebasan Berpendapat
Kehadiran media sosial memang memberi kita kebebasan untuk mengeluarkan pendapat, bahkan karena adanya kebebasan tersebut kita boleh menjadi siapa dan apa saja, seperti menjadi hakim dan polisi moral, menjadi pembela, menjadi orang bijak, menjadi ahli hukum dan ahli agama, meskipun sebenarnya kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita bully.
Hujatan, cacian dan makian yang disampaikan oleh netizen bila melihat sesuatu yang sepertinya diluar norma dianggap sebagai sanksi moral yang harus diterima karena telah melakukan kesalahan, tanpa berpikir bagaimana dampak yang akan terjadi pada orang yang di-bully.
Meskipun lebih banyak terjadi pada tokoh terkenal, kasus di-bully di media sosial bisa terjadi pada siapa saja, termasuk kita.
Boleh Sembunyi di Balik Akun Anonim
Saat mengamati kasus KD dan Aurel saya melihat bahwa komentar-komentar negatif secara kasar cenderung berasal dari akun-akun anonim, sedangkan komentar dengan akun yang sepertinya asli cenderung lebih bijak dalam menyikapi kasus yang ada meskipun bukan bersifat pembelaaan.
Karena merasa aman berada dibalik akun anonim dan merasa semua akun media sosial dapat dengan mudah dihapus bila akan dilaporkan oleh yang merasa dirugikan, maka tidak heran banyak yang menggunakan akun anonim untuk menyampaikan apa saja bahkan dengan kalimat-kalimat kasar dan tidak pantas.
Tidak mengenal secara pribadi dan Tidak berhadapan langsung
Tak kenal maka tak sayang mungkin berlaku pada kasus caci maki yang ada di dunia maya ini. Umumnya netizen hanya sebatas mengetahui dan tidak mengenal secara pribadi dengan orang yang di-bully tersebut. Karena tidak mengenal secara pribadi maka tidak ada beban moral untuk menjaga hubungan atau menjaga sikap agar orang yang sedang menjadi topik hangat di sosial media tersebut tidak bertambah bebannya.
Selain itu, karena tidak berhadapan langsung dengan orang yang kita bully maka kita juga tidak lagi mempertimbangkan kondisi yang terjadi pada pihak yang mendapat bullyan, yang penting pada saaat itu kita sudah menyampaikan uneg-uneg dan sudah ikut memberi hukuman secara moral agar orang tersebut menyadari kesalahannya.Â