Tidak ada hukuman
Hari pertama MOS, saat pulang sekolah, saya pun bertanya kepada sulung saya, bagaimana MOSnya, ada yang salah bawa bekal gak?
Dari yang diceritakan sulung saya, tidak ada kegiatan yang membuat mereka dipermalukan, kesal atau marah, bahkan ketika ada yang salah membawa bekal pun, tidak ada hukuman yang diberikan, karena poin terpentingnya anak-anak membawa bekal makanan dan minuman.
Kegiatan MOS lebih banyak kepada memberi pengenalan siswa terutama siswa baru yang masuk di sekolah tersebut, mengenai Yayasan, mengenai sekolah, OSIS, Guru, kegiatan ekstrakulikuler dan lain sebagainya.
Selain itu, pihak sekolah mendatangkan alumni serta beberapa orang yang berasal dari perguruan tinggi untuk membagikan kisah inspiratif atau berbagi pengalaman mengenai dunia kuliah, kerja bahkan cara mendapatkan beasiswa, dengan tujuan mulai menggali minat anak-anak untuk ke depan.
Pengawasan Sekolah.
Kegiatan MOS untuk SMU ini memang berbeda saat masuk SMP dulu. Kegiatan MOS SMU melibatkan OSIS sebagai panitia yang membantu mengawasi dan mengkoordinir adik-adik kelas barunya, namun sekolah mengawasi dan memastikan tidak ada tindak kekerasan selama kegiatan berlansung.
Melihat kegiatan yang dilakukan di sekolah sulung saya ini, maka saya melihat tidak perlu ada kekhawatiran ataupun pandangan negatif terhadap kegiatan MOS.
Karena MOS saat ini bukan menjadi ajang balas dendam kakak kelas mengerjai adik kelasnya, bukan menjadi ajang perpeloncoan ataupun momen melakukan kekerasan dan menerapkan hukuman.
Sebagai orang tua, bila dulu pernah mengalami perpeloncoan atau masa-mas buruk saat Ospek, sebaiknya tidak perlu menceritakan maupun menakut-nakuti anak-anak kita.
Karena saat ini MOS tidak lagi seperti masa-masa yang lalu. Sebaiknya berikan dukungan apa saja yang mereka butuhkan dan mendengar kisah mereka.