Mohon tunggu...
Ariya Hadi Paula
Ariya Hadi Paula Mohon Tunggu... Penulis - Penulis adalah Fiksionis, jurnalis independen dan kolomnis sosial humaniora.

Alumni IISIP Jakarta, pernah bekerja di Tabloid Paron, Power, Gossip majalah sportif dan PT Virgo Putra Film sebagai desainer grafis dan artistik serta menjadi jurnalis untuk Harian Dialog, Tabloid Jihad dan majalah Birokrasi. Saat ini aktif sebagai Koordinator masyarakat peduli dakwah & peradaban (MPDP) Al Madania dan pengurus Yayasan Cahaya Kuntum Bangsa (YCKB).

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mahabbah

31 Desember 2023   15:04 Diperbarui: 31 Desember 2023   15:09 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pertemuan tersebut.  Hari demi hari, pekan demi pekan hingga bulan demi bulan, si penjaga makam belum lagi menjumpai perempuan tua yang dipanggilnya Mak. Dirinya bukan risau atas uang jasa membersihkan makam yang biasa diberikan sang nenek walau tak rutin. Namun dirinya  sangat senang serta penasaran dengan cerita-cerita sang nenek yang penuh nilai kehidupan.

Hingga suatu hari di akhir Desember 2022,  dijumpainya batu nisan atas nama Paula Djoni yang dikenalnya sebagai almarhum engkong sudah tercabut dari tempatnya.  Gundukan tanah merah basah  pertanda sebuah makam baru sudah dibuat  menimbun makam lama. Dirinya jadi bertanya-tanya mengapa makam itu yang harus dibongkar tumpuk, karena seingatnya sang nenek tidak pernah terlambat bayar  sewa tanah makam, lagipula harus ada izin dari ahli waris jika terjadi pembongkaran makam.

Maka disapanya sepasang suami istri yang tengah berdoa di sisi pusara.  Keduanya menjelaskan kepada si penjaga makam bahwa jenazah yang dikuburkan kemarin petang adalah istri dari penghuni kubur sebelumnya.  Atas izin pengelola makam dan keinginan semua ahli waris maka dilakukanlah pemakaman tumpuk atau tindih.

"Masya  Allah! Mak sama Engkong betul-betul cinta sejati ya. Mahabbah, mahabbah, maha suci cinta. Inalillahi wa ina Illaihi rodjiun," ucap si petugas kebersihan makam sambil menengadahkan kedua tangannya ke langit.

Sepasang suami istri yang merupakan anak menantu dari sang nenek  mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan bantuan penjaga makam kepada kedua orangtua yang telah menyatu pada satu liang kubur.

"Kalau boleh nambahin Bang.  Beberapa bulan sebelumnya, persis  di hari kelahiran Mak, saya dihadirkan mimpi  persiapan pesta ulang tahun yang dirancang engkong. Saat itu engkong mengajak  saya, istri dan anak-anak masuk ruangan gelap secara diam-diam.  Tapi di ruang gelap itu sudah banyak  teman dan kerabat Papah Mamah, yang sebagian juga sudah wafat. Sepertinya Engkong mau buat surprise buat Mak," ujar anak sulung sang nenek.

Lelaki muda penjaga makam itu mengangguk-angguk pelan mencoba memahami  dan memaknai cerita tersebut.

"Masya Allah.  Nah ini takwil mimpi Ente tadi.  Artinya Ibu Bapak situ memang benar-benar saling cinte sehidup semati. Mahabbah, mahabbah, maha suci cinta. Alhamdulillah!" ***

Cimahi, 18 Jummadil Akhir 1445H / 31 Desember 2023M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun