Mohon tunggu...
Ariya Hadi Paula
Ariya Hadi Paula Mohon Tunggu... Penulis - Fiksionis, jurnalis independen dan kolomnis sosial humaniora

Ariya hadi paula adalah Alumni IISIP Jakarta. Pernah bekerja sebagai desainer grafis (artistik) di Tabloid Paron, Power, Gossip, majalah sportif dan PT Virgo Putra Film .Jurnalis Harian Dialog, Tabloid Jihad dan majalah Birokrasi. Penikmat berat radio siaran teresterial, menyukai pengamatan atas langit, bintang, tata surya dan astronomi hingga bergabung dengan Himpunan Astronom Amatir Jakarta (HAAJ) dan komunitas BETA UFO sebagai Skylover. Saat ini aktif sebagai pengurus Masyarakat Peduli Peradaban dan dakwah Al Madania Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mahabbah Mahabbah

9 Februari 2023   10:57 Diperbarui: 5 September 2024   09:06 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahabbah Mahabbah

Cinta datang melintas sepintas,

Laksana seberkas kilatan cahaya yang meninggalkan terang.

Namun tangkapan pandangan yang terbatas meninggalkan bias

yang membekas dalam rentang panjang.

 

Cinta adalah sekumpulan cerita yang menghias sepanjang perjalanan dua insan.

Isinya serangkaian perjuangan dan kesabaran meniti kesepakatan,

latarnya manis dan getir buah tautan hati yang mengakar,

narasinya siklus tawa dan tangis yang tak menentu panjang pendeknya.

 

                                                                                                                   

Mahabbah ya mahabbah...

Ketika dunia menjadi ruang sempit atas besarnya gelombang cinta dua insan.

Ketika rasa saling memiliki telah menyatukan rasa lalu melebur jiwa.

 

Mahabbah ya mahabbah...

Ketika perhiasan dan atap naungan cuma jadi seonggok sampah ditinggalkan cinta.

Ketika kesetiaan jauh lebih mahal dari lembaran kertas yang dituhankan.

 

Mahabbah ya mahabbah...

Manakala rindu selalu terjaga membungkus kenangan.

Manakala kasih masih terus terjaga melalui do'a yang terus mengalir

 

Kepada pasangan yang meninggalkan.

Kepada pasangan yang lebih dulu pulang.


 

 

 

Bahagia adalah penantian yang telah sampai pada ujungya.

Berkumpulnya rindu yang memuncak di tengah  kehampaan.

Bahagia adalah saatnya jasad menyatu dan cinta melebur.

Berkumpul berkalang tanah  dalam satu naungan cinta bertabur.

                                                       

Bagi kedua insan yang telah kembali menyatu.

Bagi cinta yang selalu dipelihara dalam asa dan do'a semasanya.

 

By Ariya Al Mualif

Depok, Jawa Barat.

Jumat, 6 Jumadil Akhir 1444H / 30 Desember 2022M

In memoriam  to 'mamah Sawijah binti Asmawi bin Iyang bin Eyang Kuru (1948-2022).  Dedicated to papah' Paula Djoni maula Tju Pie bin Fulan (1945-2008). Kesetian dan cinta telah menyatukan kembali kalian dalam satu ruang yang sama, semoga kisah kalian menjadi  ibrah sekaligus jariyah. Aamin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun