Mohon tunggu...
Ariya Hadi Paula
Ariya Hadi Paula Mohon Tunggu... Penulis - Fiksionis, jurnalis independen dan kolomnis sosial humaniora

Alumni IISIP Jakarta, pernah bekerja di Tabloid Paron, Power, Gossip majalah sportif dan PT Virgo Putra Film sebagai desainer grafis (artistik). Jurnalis Harian Dialog, Tabloid Jihad dan majalah Birokrasi. Saat ini aktif sebagai Koordinator masyarakat peduli dakwah peradaban Al Madania dan pengurus Yayasan Cahaya Kuntum Bangsa (YCKB) Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sohor

30 April 2022   11:19 Diperbarui: 6 September 2023   11:50 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bahkan karena senang melihat sikap Sumarni yang terlihat antusias atas penuturannya, tiba-tiba Engkoh Tju Pie menggandeng tangan perempuan pejabat lingkungan tersebut.

"Nah ambil dah mana aja yang Bu el-we (RW) mau. Sepatu, selop, sendal pilih aja buat lebalan," ujar Engkoh Tju Pie setelah keduanya masuk kios sepatu miliknya.

Sumarni  menolak penawaran sang pemilik dagangan dengan rasa enggan dan resah. Mukanya memerah malu bukan karena takut dituding madatan oleh warganya, sebaliknya Bu RW merasa jengah karena Engkoh Tju Pie tidak segera melepas gandengan tangannya. Bahkan  Bu RW merasa lelaki tua beruban itu malah meremas jari jemarinya yang lentik.

"Ehm, ehm," dehem Babeh Ramlan dari luar kios berupaya mengingatkan si Engkoh.

Namun sang donatur paket bantuan sembako itu mengacuhkan teguran halus Babeh Ramlan.  Malah Engkoh Tju Pie semakin mengencangkan gengamannya dan semakin memaksa Sumarni menerima hadiah darinya.

Beruntung saat itu android di tangan kirinya berbunyi nyaring sehingga Bu RW dapat melepas tangannya dari genggaman juragan kios secara paksa. Setelah suara diujung telepon terdengar, maka dia berpura-pura jika sinyal di dalam kios tidak maksimal. Setelah di luar kios dan berdekatan Mpok Ida, barulah Bu RW berbincang dengan penelpon di seberang. Sementara Mpok Ida memahami gelagat lalu membuat sibuk Engkoh Tju Pie dengan segera menyodorkan blanko pernyataan pemberian sumbangan yang bebas dari unsur kejahatan.

"Maaf ya Koh, Kami mohon pamit dulu karena seluruh paket dari Engkoh sudah dipindahkan ke rumah Saya. Dan sebentar lagi ashar jadi sudah ada beberapa warga calon penerima yang datang" jelas Sumarni singkat, jelas dan padat sambil bersiap beranjak dari situ.

"Kite balik duluan ya! Nanti kalo sempat Babeh Ramlan sama Engkoh Tju Pie  dateng ke rumah Bu RW buat saksi penyerahan  bantuan. "Assalamualaikum" ujar Mpok Ida mengakhiri pertemuan.

Selang beberapa jam kemudian pembagian paket sembako dan minyak goreng berlangsung lancar di depan rumah Bu RW.  Puluhan berkumpul dengan wajah ceria kegirangan memperoleh bantuan dari Engkoh Tju Pie, seorang pedagang besar yang memiliki banyak kios di Pasar Rumput. Tapi tentu saja hujan pujian terima kasih  kepada Babeh Ramlan sebagai  inisiator.  Sungguh kerjasama yang kompak para pesohor kampung demi kemaslahatan warga.***

Batavia, 25 Ramadhan 1443 H /27 April 2022 M

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun