Mohon tunggu...
Ari Widya Nugraheni
Ari Widya Nugraheni Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang mahasiswi yang yang tengah mengasah ilmu di fak Psikologi utk berdedikasi mengimplementasikan ilmu yg dimiliki\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Impian Lita

6 Juli 2014   20:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sekarang sekaranglah waktuku untuk berangkat. Ia kini sedang tertidur dengan lelapnya. Aku mengecup lembut dahinya.

Selamat tinggal sayang. Maaf, kakak harus pergi sekarang. Lita, jangan sedih ya, kalau Lita sedih nanti kak Deta ikut sedih. Kakak janji kakak akan nemuin Lita lagi. Kakak sangat berharap Lita benar-benar bisa menjadi garuda yang bisa menaungi bangsa dengan kepakan sayap lebarnya dan mempunyai pabrik coklat yang gede dan banyak seperti yang Lita inginkan. Engkau anak hebat sayang, Kakak yakin kamu mampu meraihnya.

Pelan, bulir air mata ini berjatuhan di pipi. Seperti punya kekuatan insting yang kuat , Lita menggerakkan matanya serasa ingin terbuka. Kuusap lembut kepalanya. Aku tak ingin dia bangun dulu, aku tak ingin Lita menangisi kepergianku.

"Budhe, Tasya berangkat dulu. Oh ya, ini untuk Budhe dan Lita ya. Titip Lita ya, Budhe." Aku mencium takdzim tangan Budhe Warni, bibinya Lita yang selama ini membantuku mengurus Lita, sekaligus memberikan beberapa makanan dan barang-barang serta pakaian untuk mereka. Tak lupa pula kuberikan sejumlah makanan garuda dan berkotak-kotak chocolatos untuk kebutuhan makanan Lita. Makanan yang disukainya.

"Hati-hati Nak, maaf Budhe tidak bisa memberi apa-apa untuk Nak Tasya. Terimakasih banyak ya Nak sudah menjaga Lita selama ini." Budhe Warni memeluku sambil berurai mairmata.

"Ndak papa Budhe, Tasya juga seneng kok bisa kenal dan diberi kesempatan ngerawat Lita. Dia memang anak yang cerdas dan mempunyai cita-cita yang tinggi."

Beberapa penduduk dan kelurga Lita mengantarkan kepergianku. Aku sangat senang dengan keramahan mereka.

Lita, selamat tinggal, doakan kakak juga ya biar kakak bisa meraih impian kakak untuk menjadi dokter biar bisa membantu banyak orang. Hidup garuda Lita!! Hidup kolatos!! Aku cinta garudafood, yeah!! teriakku kencang-kencang di dalam hati. Semoga kau mendengrnya, Lita sayang.

Yogyakarta, 2011

*) Juara Harapan II Lomba Menulis Cerpen GarudaFood

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun