"Cuup..cupp. Sini, kakak periksa biar nda sakit lagi. Jangan nangis ya sayang, nanti kakak dongengin untuk kamu," ujarku tersenyum sambil memeriksa tangannya.
Setelah dia kembali baikan, aku memberinya sebuah dongeng karanganku sendiri sambil ia mengunyah sebuah chocolatos, coklat yang paling disukai. Ya, dongengku terinspirasi dari chocolatos yang ia makan.
Sebuah dongeng tentang kehidupan. Tentang perjuangan dan cita-cita. Aku bercerita tentang perjuangan hidup seseorang yang tak lagi mempunyai siapa-siapa karena orangtuanya telah tiada. Ia bangkit dan tumbuh menjadi anak yang mandiri walau tak memiliki fisik yang sempurna. Berharap dapat menggapai masa depan yang baik di tengah keterbatasannya. Ia yakin bahwa di setiap ujian ada sebuah kebahagiaan dan kesuksesan yang tersembunyi. Ia juga selalu ingat petuah ayahnya: "Jadilah Kau Garuda yang mampu mengepakkan sayap nan lebarnya untuk menaungi bangsa, cengkaramannya yang kokoh mampu meluluhkkan setiap penghalang."
Berawal dari petuah sang ayah yang selalu ia camkan baik-baik, dewasa ia menjadi seseorang yang sukses. Ia mampu membangun berpuluh-puluh pabrik makanan dan minuman dengan logo garuda dengan sayap yang membentang. Ia membuat banyak pabrik coklat karena dari kecil ia sangat suka coklat. Dulu waktu kecil ia bercita-cita ingin menjadi seorang pebisnis coklat. Dan ia pun berhasil. Aku mengakhiri dongengku dengan mengusap lembut kepala Lita yang tangah bermanja-ria di pangkuanku.
"Berarti dia kayak Lita ya, Kak suka banget sama coklat. Ah, besok Lita juga mau jadi kayak gitu. Punya pabrik coklat yang banyak. Nanti Lita mau buat kolatos yang banyak," ujarnya lugu.
"Iya, tentu. Lita kan anak yang pintar. Nanti kalau Lita sudah punya pabrik chocolatos yang banyak kakak dikasih ya.."
Lita kecil mengangguk lucu. "Hiduup kolatos!!" teriak Lita senang walau dia salah menyebutkan chocolatos menjadi kolatos. Aku bahagia sekali bisa mengenal dan dekat dengan Lita kecil.
***
Telah tiga mingggu lamanya aku hadir untuk Lita dan kini ku harus pergi meninggalkannya berhubung tugasku telah selesai dan aku harus balik ke California melanjutkan studi kedokteranku. Lita kecil semakin dewasa saja pemikirannya. Ia telah menjadi gadis kecil yang mandiri dan ia juga telah bertemu dengan bibinya yang syukurnya masih selamat.
Ini adalah hari-hari terakhirku menemani Lita. Aku tidak ingin Lita menjadi sedih karena kepergianku. Oleh kaerna itu aku berusaha memberikan yang terbaik buat Lita, memberinya banyak pelajaran karena aku yakin Lita dapat tumbuh menjadi gadis kecil yang cerdas.
"Kakak..kakak, Lita pengen jadi garuda, seperti Nino di dongeng kakak. Biar bisa mengabdi pada negri. Punya sayap yang super gede dan bisa boncengin kakak kemana-mana dengan tubuh garuda yang gede."