Al-Qur'an adalah sebuah kitab suci dan petunjuk yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW bagi seluruh manusia. Seperti yang kita ketahui membaca Al-Quran merupakan salah satu cara umat muslim untuk beribadah dengan Allah SWT. Beribadah bukan hanya sekedar beribadah, umat muslim juga harus bisa berinteraksi dengan ayat-ayat al-Qur'an yang dimana terkandung makna yang luar biasa jika kita memahami kaidah bahasanya.
Telah banyak disebutkan di dalam al-Qur'an bahwa kitab suci umat muslim ini memiliki banyak manfaat yang luar biasa. al-Qur'an mengajarkan kepada kita untuk mencapai pada jenjang kesempurnaan insani agar bisa merealisasikan kebahagiaan dalam hidup manusia. Disebutkan dalam Firman Allah SWT dalam al-Qur'an Surah Al-Isra: 82
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
Artinya: "Dan Kami turunkan dari al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian."
Allah menurunkan al-Qur'an yang di dalamnya terdapat syifa (obat) bahkan penyembuh. al-Qur'an juga merupakan rahmat bagi orang-orang beriman (mukmin) dan akan mendatangkan kerugian bagi orang-orang yang zalim. Dalam momen bulan suci ramadhan kemarin, pastilah kita tidak asing dengan ayat yang sering disampaikan oleh para ulama tentang Nuzulul Qur'an, yaitu pada Q.S. Al-Baqarah: 185.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ
Artinya: "Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)."
Mengapa di dalam ayat tersebut Allah menyebutkan شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ, atau bulan diturunkannya al-Qur'an bukan شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ كَتَبَ فِيْهِ الصِّيَامِ ?
Diantara hikmahnya adalah karena Allah ingin memberi isyarat kepada orang-orang beriman bahwa ramadhan adalah wasilah atau perantara bagi orang beriman untuk meningkatkan interaksi dengan al-Qur'an.
Sebagaimana dituliskan dalam riwayat sejarah bahwa orang saleh seperti Imam Syafi'i mampu mengkhatamkan al-Qur'an sebanyak 60 kali di bulan suci ramadhan. Ketika kita menyadari sepenuhnya bahwa al-Qur'an adalah huda linnas, maka sesungguhnya interaksi seorang mukmin dengan al-Qur'an tidak boleh hanya sekadar membaca maupun menghafal saja ataupun mengkaji namun hanya untuk menuliskan tafsirnya.